RADARCIREBON.TV- Kasus kebocoran data di negara ini terus terjadi. Pelakunya adalah hacker yang mencuri data kita dengan berbagai cara, seperti phishing dan penipuan.Banyak orang sekarang percaya bahwa hacker adalah orang yang selalu melakukan tindak kriminal dengan mengeksploitasi sistem di internet. Tetapi tampaknya tidak semua hacker berniat jahat.
Apa sebenarnya hacker? Apakah mereka selalu melakukan kejahatan?
Sebenarnya, ada tiga jenis hacker yang harus kamu ketahui: White Hat, Black Hat, dan Grey Hat. Tidak semua hacker memiliki niat jahat. Mari kita pelajari perbedaannya. Ya, baca sampai selesai.
1. Black Hat Hacker
Jika selama ini kamu menganggap tindakan hacker terkait dengan pelanggaran hukum, maka hacker jenis Black Hat adalah orang-orang yang sengaja mengeksploitasi sistem komputer dan internet dengan niat jahat.
Baca Juga:Sekarang, Bekal Rp2 Jutaan Sudah Bisa Mendapatkan HP Gaul: Inilah 5 HP dengan NFC Rp2 JutaanInilah Kenapa iPhone Panas dengan Cepat? Penyebabnya dan Bagaimana Mengatasinya
Meskipun mereka jelas bertujuan untuk kejahatan, target mereka beragam. Hacker bermasker hitam biasanya berusaha mengakali sistem untuk mengambil data pribadi untuk dijual, memeras seseorang, atau mengakali suatu website agar tidak dapat diakses atau dialihkan ke halaman lain sesuai keinginan si hacker.
Salah satu contohnya adalah ketika kita menyaksikan postingan orang-orang yang menjual ribuan, jika tidak jutaan, data pribadi warga Indonesia; atau kasus situs BSSN yang sempat dibobol oleh pencuri asal Brasil pada tahun 2021 kemarin.
2. White Hat Hacker
Hacker White Hat biasanya developer, programer, atau orang lain di bidang IT, tetapi Hacker Black Hat biasanya tidak menyalahgunakan kemampuan mereka untuk kepentingan pribadi atau kejahatan lain.
Hacker White Hat ini biasanya menguji website untuk mencari bug atau celah keamanan. Para hacker White Hat ini akan melaporkannya kepada pemilik website setelah menemukannya. Itu benar; hacker White Hat biasanya menerima izin dari pemilik website sebelum melakukan pemeriksaan. Dengan demikian, tidak ada pelanggaran hukum.
3. Grey Hat Hacker
Ada abu-abu di antara hitam dan putih. Hacker Grey Hat juga berada di tempat yang sama. Ketika mereka meretas suatu website, mereka biasanya tidak memiliki niat jahat. Namun, metode yang mereka gunakan melanggar hukum. Hacker Grey Hat ini biasanya memberi tahu pemilik jika mereka menemukan celah yang dapat dimanfaatkan.
Selain itu, hacktivist adalah contoh Grey Hat Hacker. Mereka biasanya meretas website orang lain untuk menyampaikan pesan mereka, yang biasanya bersifat positif, seperti protes terhadap kebijakan lingkungan dan lainnya. Namun, metode yang mereka gunakan cenderung melanggar hukum karena mereka meretas website orang lain tanpa izin.
Nah itu tadi 3 jenis hacker dan perbedaannya. Jadi sudah paham ya kalau tak semua hacker termasuk pelaku kejahatan.