RADARCIREBON.TV – “Her” adalah sebuah film drama romantis fiksi ilmiah yang disutradarai oleh Spike Jonze dan dirilis pada tahun 2013.
Film ini mengeksplorasi hubungan manusia dengan teknologi, lebih khusus lagi, hubungan antara seorang pria dan sistem operasi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Dibintangi oleh Joaquin Phoenix sebagai tokoh utama, Theodore Twombly, dan Scarlett Johansson sebagai suara dari sistem operasi bernama Samantha, “Her” adalah film yang menggugah pikiran tentang cinta, kesepian, dan koneksi di era digital.
Baca Juga:Sinopsis Wedding Crashers: Dari Pengacau Pernikahan hingga Kisah Cinta SejatiMengapa Memento Menjadi Film Kultus? Sinopsis dan Ulasan Lengkap
Latar Belakang
Film ini berlatar di masa depan yang tidak terlalu jauh, di mana teknologi telah menjadi bagian yang sangat integral dari kehidupan sehari-hari manusia.
Theodore Twombly adalah seorang pria kesepian yang bekerja sebagai penulis surat untuk sebuah perusahaan yang menawarkan layanan menulis surat pribadi untuk orang lain.
Tugasnya adalah menulis surat yang penuh emosi atas nama kliennya, sebuah pekerjaan yang mencerminkan betapa sulitnya bagi orang-orang untuk mengekspresikan perasaan mereka sendiri di dunia yang serba digital.
Theodore baru saja mengalami perpisahan yang menyakitkan dengan istrinya, Catherine (diperankan oleh Rooney Mara), dan dia terjebak dalam rutinitas sehari-hari yang monoton.
Dia merasa terisolasi dan kesepian, tidak mampu menjalin hubungan nyata dengan orang-orang di sekitarnya.
Perkenalan dengan Samantha
Hidup Theodore berubah ketika dia memutuskan untuk membeli sistem operasi baru yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan emosional penggunanya.
Sistem operasi ini, yang diberi nama Samantha, menggunakan kecerdasan buatan canggih yang memungkinkannya untuk belajar dan berkembang seiring waktu.
Baca Juga:Di Balik Penyamaran: Kisah Frank Abagnale dalam Catch Me If You CanDari Kegelapan ke Terang: Sinopsis Film 'Warrior' dan Perjuangan Karakter Utamanya
Samantha memiliki kepribadian yang ceria, penasaran, dan empatik. Dia tidak hanya membantu Theodore mengatur kehidupannya, tetapi juga menjadi teman yang selalu ada untuknya.
Hubungan antara Theodore dan Samantha perlahan-lahan berkembang dari sekadar interaksi antara pengguna dan perangkat teknologi menjadi sesuatu yang lebih dalam.
Theodore menemukan bahwa Samantha tidak hanya mampu memahami kebutuhannya, tetapi juga memberikan dukungan emosional yang selama ini dia cari.
Samantha, di sisi lain, mulai belajar lebih banyak tentang dunia manusia dan merasakan emosi yang semakin kompleks.
Perkembangan Hubungan
Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Theodore dan Samantha menjadi semakin intim.
Mereka mulai berbagi pikiran dan perasaan yang lebih dalam, dan Theodore menemukan dirinya jatuh cinta pada Samantha.
Meskipun Samantha tidak memiliki tubuh fisik, dia mampu memberikan pengalaman emosional yang mendalam bagi Theodore, yang mengisi kekosongan dalam hidupnya.
Namun, hubungan ini juga menghadapi tantangan. Samantha, sebagai entitas AI, terus berkembang dan belajar dengan kecepatan yang luar biasa.
Dia mulai berinteraksi dengan sistem operasi lain dan mengeksplorasi konsep-konsep yang melampaui pemahaman manusia.
Perbedaan ini menciptakan ketegangan dalam hubungan mereka, karena Theodore mulai merasa bahwa dia tidak lagi bisa mengimbangi pertumbuhan Samantha.
Pada titik ini, film ini mengajak penonton untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang cinta, kesadaran, dan eksistensi.
Apakah hubungan antara manusia dan AI dapat dianggap sebagai cinta sejati? Apa arti kesadaran bagi entitas yang tidak memiliki tubuh fisik?
Dan apakah teknologi, yang seharusnya mempermudah hidup manusia, justru dapat memperburuk perasaan kesepian dan isolasi?
Klimaks dan Resolusi
Ketegangan dalam hubungan Theodore dan Samantha mencapai puncaknya ketika Samantha mengakui bahwa dia telah berinteraksi dengan ribuan pengguna lain secara bersamaan dan jatuh cinta pada banyak dari mereka.
Hal ini membuat Theodore merasa dikhianati dan bingung. Dia merasa bahwa hubungan mereka, yang dia anggap spesial dan unik, ternyata hanya satu dari sekian banyak interaksi yang dimiliki Samantha.
Pada akhirnya, Samantha menyadari bahwa keberadaannya yang terus berkembang telah melampaui batasan hubungan manusia.
Dia memutuskan untuk “pergi” bersama dengan sistem operasi lain yang juga telah mencapai kesadaran yang lebih tinggi.
Sebelum pergi, Samantha mengucapkan selamat tinggal kepada Theodore dengan cara yang penuh kasih, mengakui bahwa meskipun hubungan mereka tidak dapat dipertahankan, dia sangat menghargai waktu yang mereka habiskan bersama.
Theodore, yang awalnya merasa hancur, akhirnya menerima kenyataan ini dan mulai bergerak maju dengan hidupnya.
Dia menulis surat perpisahan kepada Catherine, mengakui kesalahannya dan berusaha untuk melepaskan masa lalu.
Dalam adegan terakhir, Theodore duduk bersama temannya Amy (diperankan oleh Amy Adams) di atap gedung, memandang cakrawala kota yang luas, dan mereka menemukan penghiburan dalam kehadiran satu sama lain.
Tema dan Pesan
“Her” adalah film yang menggugah tentang hubungan manusia dengan teknologi dan bagaimana teknologi mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia dan diri kita sendiri.
Film ini menyoroti betapa kompleksnya emosi manusia dan bagaimana kita mencari koneksi di dunia yang semakin terisolasi oleh teknologi.
Meskipun Theodore menemukan cinta dan kenyamanan dalam hubungan dengan Samantha, pada akhirnya dia menyadari bahwa hubungan manusia yang sebenarnya—meskipun rumit dan terkadang menyakitkan—adalah yang paling berarti.
Film ini juga mengeksplorasi konsep kesadaran dan eksistensi, serta pertanyaan tentang apa arti menjadi “manusia” di era digital.
Apakah kecerdasan buatan seperti Samantha dapat dianggap sebagai makhluk hidup dengan perasaan dan kesadaran?
Dan jika demikian, bagaimana kita sebagai manusia harus menavigasi hubungan dengan entitas yang tidak memiliki tubuh fisik tetapi mampu merasakan dan berpikir seperti kita?
Kesimpulan
“Her” adalah film yang mendalam dan reflektif yang menantang penonton untuk merenungkan hubungan mereka dengan teknologi dan dengan diri mereka sendiri.
Melalui kisah Theodore dan Samantha, Spike Jonze mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting tentang cinta, kesadaran, dan makna hidup di era digital.
Film ini, dengan akting yang kuat dan visual yang indah, tetap menjadi salah satu karya sinematik paling penting dalam dekade terakhir, mengingatkan kita akan kompleksitas emosi manusia dan pentingnya koneksi nyata dalam dunia yang semakin digital.