Beberapa harga bahan pokok di pasaran masih dirasakan belum dapat terjangkau oleh pengeluaran harian warga Kota Cirebon, terutama jenis cabai merah yang sempat ikut menyumbang inflasi kota pada bulan Juli kemarin. Terbukti, Gerakan Pangan Murah yang kembali digelar Pemkot Cirebon bersama DKPPP masih menjaring antusias warga hingga luar Kecamatan Kesambi untuk mendapatkan bahan pokok dengan selisih harga lebih murah dibandingkan harga pasaran.
Gerakan Pangan Murah yang kembali digelar Pemerintah Daerah Kota Cirebon bersama Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan, dalam rangka menyambut peringatan HUT RI ke-79 dan menstabilkan pasokan serta harga pangan Kota Cirebon, bertempat di Lapangan Kesambi Dalam, Kamis pagi. Warga Kesambi dan sekitarnya antusias mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan selisih lebih rendah dari harga pasaran di tengah harga yang masih cenderung fluktuatif.
Beberapa bahan kebutuhan pokok seperti telur, beras, minyak, dan cabai merah masih banyak diincar warga karena harga di pasar yang masih belum terjangkau oleh pengeluaran harian mereka. Sementara itu, harga kebutuhan pokok masih cenderung fluktuatif, namun ketersediaan jumlah kebutuhan pokok di pasaran sendiri masih dalam keadaan terkendali untuk kebutuhan warga Kota Cirebon.
Baca Juga:Soal Rekruitmen pekerja, Warga Minta PT Taekwang Libatkan Kearifan LokalPemcam Gempol & Yayasan Banati Akan Rintis Desa Desmigratif – Video
Kepala DKPPP Kota Cirebon, Elmi Masruroh, menyampaikan bahwa setiap bulannya DKPPP selalu menghitung neraca pangan berdasarkan stok bahan pokok di delapan pasar tradisional, berdasarkan jumlah ketersediaan komoditas pangan dan jumlah penduduk kota. Hingga akhir Juli, neraca pangan masih menunjukkan nilai yang surplus, namun perlu diingat bahwa banyak warga dari kabupaten juga berbelanja di pasar-pasar induk seperti Jagasatru dan Pagi, sehingga data tersebut masih belum sepenuhnya dapat dicatatkan oleh DKPPP.
Salah seorang warga, Ela, menuturkan bahwa ia membeli kebutuhan pokok seperti beras, bawang, dan daging di Gerakan Pangan Murah (GPM) karena selisih harganya masih di bawah harga pasaran. Fluktuasi harga membuat pengeluaran hariannya kian bertambah setiap harinya, tidak sebanding dengan penghasilan suaminya yang hanya seorang buruh harian.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok di setiap GPM, Pemerintah Kota dan DKPPP mayoritas masih mengandalkan vendor asal luar Kota Cirebon untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan. Hanya beberapa kelompok tani lokal yang turut berpartisipasi, namun ketersediaan dan keikutsertaan produk mereka masih sangat bergantung pada musim panen yang belum mampu memenuhi setiap kegiatan GPM.