Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai menjadi langganan yang terjadi setiap musim kemarau dalam beberapa tahun terakhir. Tentu saja peristiwa ini menjadi pekerjaan rumah dan perhatian Pemkab Kuningan, BTNGC, dan stakeholder terkait hingga kini.
Memasuki puncak kemarau tahun 2024 yang diprediksi BMKG terjadi pada Agustus sekarang ini, Pemkab Kuningan memberi perhatian serius terhadap ancaman siklus tahunan di kawasan Gunung Ciremai tersebut.
Apakah kebakaran langganan ini ulah tangan manusia atau faktor alam? Butuh penyelidikan mendalam untuk mengungkapnya.
Baca Juga:Soal Rekruitmen pekerja, Warga Minta PT Taekwang Libatkan Kearifan LokalPemcam Gempol & Yayasan Banati Akan Rintis Desa Desmigratif – Video
Pemkab Kuningan memiliki sejumlah langkah antisipatif dalam mencegah karhutla dan mempercepat penanganan. Terlebih, kurikulum Gunung Ciremai mulai dipelajari di sekolah dalam pelajaran muatan lokal, untuk mempersiapkan SDM masa depan yang peduli dengan kelestarian alam.
Langkah pencegahan yang dilakukan pekan ini adalah pemeliharaan sekat bakar buatan yang berguna dalam menghambat penyebaran api. Pemeliharaan dilakukan dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait, yaitu BPBD, BTNGC, TNI-Polri, Satpol PP, Perhutani, dan relawan masyarakat dari komunitas maupun desa penyangga kawasan taman nasional.
Rabu kemarin, Pj Bupati Kuningan Raden Iip Hidayat memimpin petugas gabungan yang dibagi ke dalam dua tim untuk menggelar pemeliharaan sekat bakar tersebut. Tim pertama berangkat dari Desa Setianegara untuk pemeliharaan jalur sekat bakar di Blok Lambosir – Bintangot – Karangdingi – Batu Kikaidin.
Kemudian tim kedua menggelar pemeliharaan jalur sekat bakar di Kebun Raya Kuningan – Blok Kupang.
Pj Bupati menerangkan bahwa Pemkab bersama BUMD berencana mengalokasikan CSR untuk menambah embung di dua titik lokasi, yaitu di Blok Kikaidin dan Blok Kupang. Dengan penambahan ini, Kuningan memiliki 47 embung yang dipersiapkan untuk menyimpan cadangan air saat terjadi darurat karhutla.
Lebih lanjut, dalam sesi wawancara, Pj Bupati menjelaskan upaya penindakan terkait kemungkinan penyebab kebakaran yang dilakukan oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Pemkab mempercayakan langkah penindakan ini kepada aparat penegak hukum yang berwenang.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, menyebutkan manfaat lain dari keberadaan embung air, yaitu untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Pasokan air ini bermanfaat bagi satwa dan tumbuhan di sekitar Ciremai.