Berbeda dari lumpia goreng yang biasa dijual pedagang yang menggunakan sayuran atau bihun sebagai isian, Lumpia Goreng Ratini di wilayah Lawanggada menyajikan lumpia berisikan potongan rebung dan telur yang sudah diolah dengan bumbu terinspirasi dari lumpia khas Semarang. Penasaran? Berikut liputannya.
Tidak akan ada habisnya menjelajahi beragam kuliner legendaris di wilayah Cirebon, mulai dari makanan berat hingga kudapan ringan. Salah satunya yang ada di Jalan Lawanggada. Satu lagi kuliner legendaris yang dapat dijadikan kudapan untuk sore hari ialah Lumpia Goreng Ratini, yang sudah berjualan lebih dari 24 tahun serta tetap mempertahankan keotentikan dari lumpia yang ia buat.
Berbeda dari lumpia goreng yang bisa ditemukan pada penjual lain, isian lumpianya didominasi oleh rebung yang sudah diolah bersama bumbu yang dapat menghilangkan aroma kurang sedap dari rebungnya. Selain itu, lumpia ini tidak dilapisi adonan tepung lagi dalam proses penggorengannya. Dikenakan harga mulai dari 4 ribu untuk isian sayur dan telur, 5 ribu untuk isian rebung dan telur. Ratini berjualan mulai pukul 1 siang dan biasanya sudah habis sebelum jam 7 malam.
Baca Juga:Selain Serahkan Duplikat Bendera Pusaka, BPIP Beri Ini Kepada 38 Kepala Daerah untuk Penguatan PancasilaTurnamen Kelompok Usia Wadah Pengembangan Bakat – Video
Ratini menuturkan, setiap hari, sedari subuh ia dibantu beberapa tetangganya untuk mengolah bahan lumpia yang akan dijajakan pada siang hari. Ia baru akan menggoreng lumpia setelah sampai di tempatnya berjualan. Lumpianya memiliki 2 isian berbeda: isian rebung telur dan isian sayuran telur yang lebih dekat menyerupai lumpia khas Semarang, yang juga menggunakan cocolan berupa sambal kacang dan larutan gula merah yang kental, serta acar sebagai pendampingnya.
Meski sempat membuka cabang di wilayah Sumber, anak Ratini memutuskan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan barunya. Namun, karena kapasitas produksi adonan yang terbatas hanya sekitar 20 kg per hari, membuat lumpia isi rebung ini belum dapat membuka cabang baru.