Di tengah cuaca ekstrem yang kerap melanda perairan dan sering dirasakan oleh nelayan asal Cirebon, peningkatan kemampuan pemahaman cuaca harus dimiliki untuk meminimalisir risiko yang ada. Dalam kegiatan Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan yang digelar oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Tanjung Priok, nelayan dan berbagai instansi terkait diajak untuk bersama-sama menggali permasalahan dalam kegiatan perikanan.
Sebanyak 70 nelayan yang berasal dari kelompok nelayan Pesisir, Cankol, dan Samadikun Kota Cirebon menghadiri Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan yang digelar oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Tanjung Priok di Gedung Islamic Center, Kamis siang. Tidak hanya nelayan, beberapa perwakilan dinas terkait, penyuluh perikanan, hingga pemilik kapal turut hadir mengikuti pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap kondisi cuaca ekstrem di wilayah perairan yang sewaktu-waktu dapat mengancam nyawa.
Dalam kegiatan kali ini, nelayan diberikan edukasi tentang informasi cuaca maritim guna mendukung kegiatan sektor perikanan dan kelautan, terutama saat kondisi pancaroba yang sedang terjadi di Indonesia. Peserta diajak untuk bersama-sama menggali permasalahan dalam kegiatan perikanan, mulai dari kendala cuaca, pengenalan alat ukur cuaca dan gelombang, hingga pemahaman fenomena iklim ekstrem yang sedang terjadi.
Baca Juga:Menyingkap Akar Politik Paternalistik di Indonesia: Sebuah Tantangan Bagi DemokrasiLahan Pertanian Di 8 Kecamatan Rentan Alami Bencana Kekeringan – Video
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok, Retno Widyaningsih, menyampaikan bahwa beberapa produk aplikasi Android dan aplikasi web milik BMKG dapat menunjang nelayan dalam melaut, seperti INA-WIS (Indonesian Weather Information for Shipping) yang terdapat informasi seperti perkiraan gelombang, angin, cuaca, hingga titik tangkapan potensial, serta peringatan dini gelombang besar. Dengan maraknya penggunaan gawai oleh para nelayan, diharapkan mereka dapat menggunakan aplikasi prakiraan cuaca maritim untuk meminimalisir bahaya saat melaut.
Diharapkan dari kegiatan ini dapat merangsang pengembangan ekonomi maritim yang berkelanjutan bagi nelayan dan pembudidaya. Sayangnya, pelaksanaan Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan masih menghadapi kendala vital, di antaranya adalah keterbatasan dana untuk terus memperluas jangkauannya ke berbagai kelompok nelayan di Jawa Barat.