Biasanya pemirsa dapat menemukan penjual mie koclok yang berdagang di sudut-sudut kota Cirebon sejak sore hingga malam hari, mangkal menggunakan gerobak dagangan. Namun, berbeda dengan salah satu pedagang yang ada di Jalan Lawanggada, yang masih mempertahankan resepnya sejak tahun 1950-an dan juga tempatnya berjualan dengan menggunakan pikulan.
Menjadi salah satu pedagang mie koclok yang masih bertahan hingga sekarang, Siti Khadijah sudah meneruskan usaha mie koclok selama lebih dari 30 tahun, sudah diturunkan dari bapak dan kakeknya yang sudah berjualan di sekitar Lawanggada sejak tahun 1950-an. Dengan masih tetap mempertahankan resep hingga tempatnya berjualan, yakni masih menggunakan pikulan berwarna biru yang menjadi ciri khas jualannya.
Alasan lainnya ia masih mempertahankan pikulan sebagai tempatnya membuat mie koclok selain karena masalah kepraktisan, dengan mudah dipindahkan dengan becak dari rumahnya yang tidak jauh dari sekitar Lawanggada, juga ia menyadari bahwa banyak pengunjungnya akan lebih tertarik jika disajikan mie koclok dari sebuah pikulan dibandingkan dalam sebuah gerobak. Meski tempatnya tidak begitu luas, bagi pengunjungnya yang ingin menikmati di tempat, disediakan lesehan ataupun meja panjang dan kursi yang mengelilingi pikulannya, pemirsa dapat merasakan pengalaman berbeda dalam menyantap mie koclok.
Baca Juga:Hasil Survei Citra Nasional Network, Imam Saputra Lampaui Imron dan Ayu37 Rumah Rusak Ringan Akibat Gempa Kuningan – Video
Pedagang mie koclok, Siti Khadijah menuturkan, meski anak-anaknya belum meneruskan usahanya, namun resep asli dan metode pembuatan mie kocloknya sudah ia turunkan. Ia masih menunggu waktu yang tepat untuk anak-anaknya mau melanjutkan usahanya tersebut. Pada saat akhir pekan dan liburan, terutama pada saat libur Lebaran, banyak pelanggannya yang datang karena rekomendasi dari keluarga mereka yang asli Cirebon untuk mencicipi mie kocloknya.
Di saat ramai tidak kurang ia dapat menjual 200 porsi mie koclok dalam sehari, dengan dibanderol harga mulai dari 17 ribu rupiah untuk seporsi mie koclok “Ibu Ijah”. Dapat juga menambahkan ceker atau emping sebagai pendampingnya sesuai dengan selera. Pemirsa dapat menikmati mie koclok “Ibu Ijah” di emperan Toko Cahaya Mega mulai pukul 5-10 malam.