RADARCIREBON.TV– Kesenian Cirebon memiliki banyak peninggalan berharga yang merupakan warisan para Wali Songo,
khususnya Sunan Gunung Jati yang merupakan salah satu wali terkemuka di Cirebon.
Peninggalan ini mencerminkan pengaruh kuat Islam serta akulturasi budaya lokal dan Islam yang terjadi pada masa penyebaran agama Islam di Jawa.
Baca Juga:Tentang Kesenian Ronggeng Bugis Cirebon, Campuran Budaya Syarat Makna dalam Balutan TawaMengenal Kesenian Gembyung, Warisan Budaya Peninggalan Para Wali di Cirebon
Salah satunya adalah kesenian Balasyik. Nama “Balasyik” berasal dari bahasa Arab “Balasik” yang berarti “suara yang merdu.”
Gambus sendiri adalah alat musik petik yang menyerupai kecapi dan berasal dari Timur Tengah.
Kombinasi kedua istilah ini mengindikasikan kesenian yang mengedepankan keindahan suara musik yang dihasilkan dari alat musik gambus.
Kesenian Balasyik Gambus memiliki akar yang kuat dari budaya Timur Tengah.
Alat musik gambus diperkenalkan ke Indonesia oleh para pedagang Arab yang datang untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam pada abad ke-13.
Mereka membawa serta alat musik gambus dan memperkenalkannya kepada masyarakat lokal.
Gambus kemudian berkembang dan berasimilasi dengan budaya lokal di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di wilayah pesisir seperti Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
Kesenian ini tidak hanya mengadopsi alat musik gambus, tetapi juga menggabungkan elemen-elemen musik dan tari tradisional Indonesia, menciptakan sebuah kesenian yang unik dan kaya.
Baca Juga:Festival Budaya Sarumban: Sajian Kesenian Akulturasi Budaya Cirebon, Tionghoa, dan Timur TengahArtis Ibu Kota Budi Doremi di Open House Balaikota, Catat Tanggalnya
Kesenian Balasyik Gambus tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai media dakwah dan penyebaran nilai-nilai Islam.
Melalui lirik-lirik lagu yang berisi pesan-pesan moral dan religius, kesenian ini berperan dalam membentuk karakter dan kepribadian masyarakat, terutama di kalangan generasi muda.
Di era modern, Balasyik Gambus terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Beberapa grup musik bahkan menggabungkan elemen-elemen modern seperti alat musik elektronik dan genre musik lainnya,
sehingga dapat menjangkau audiens yang lebih luas tanpa kehilangan identitas tradisionalnya.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk melestarikan dan menyebarkan kesenian Balasyik Gambus, termasuk melalui festival seni, pelatihan kesenian di sekolah-sekolah, dan dukungan dari pemerintah daerah.
Kelompok-kelompok seni tradisional juga aktif dalam mengajarkan kesenian ini kepada generasi muda untuk memastikan keberlanjutannya.
Balasyik Gambus adalah kesenian yang kaya akan nilai sejarah dan budaya, merupakan hasil akulturasi antara budaya Timur Tengah dan Indonesia.
Dengan mengedepankan keindahan suara dan nilai-nilai religius, kesenian ini memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Indonesia.
Melalui pelestarian dan adaptasi terhadap perubahan zaman, Balasyik Gambus terus menjadi bagian integral dari warisan budaya Indonesia yang harus dihargai dan dilestarikan.