Mengenal Kesenian Gembyung, Warisan Budaya Peninggalan Para Wali di Cirebon

Mengenal Kesenian Gembyung, Warisan Budaya Peninggalan Para Wali di Cirebon
Mengenal Kesenian Gembyung, Warisan Budaya Peninggalan Para Wali di Cirebon/ kemdikbud
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Gembyung adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat.

Kesenian ini merupakan perpaduan antara seni musik, tari, dan ritual keagamaan yang memiliki nilai budaya dan historis yang tinggi.

Gembyung berasal dari kata “Gema Byung” yang berarti suara dari instrumen musik yang khas.

Baca Juga:Festival Budaya Sarumban: Sajian Kesenian Akulturasi Budaya Cirebon, Tionghoa, dan Timur TengahArtis Ibu Kota Budi Doremi di Open House Balaikota, Catat Tanggalnya

Kesenian ini sudah ada sejak zaman kerajaan di Cirebon dan berkembang sebagai bagian dari tradisi masyarakat setempat.

Gembyung awalnya digunakan sebagai media dakwah oleh para penyebar agama Islam di Cirebon, terutama oleh Sunan Gunung Jati.

Seni ini seringkali ditampilkan dalam berbagai acara adat, keagamaan, dan ritual masyarakat.

Gembyung menggunakan beberapa instrumen musik tradisional, di antaranya:

– Terbang: Alat musik sejenis rebana dengan diameter yang lebih besar dan suara yang lebih dalam. Terbang menjadi instrumen utama dalam kesenian Gembyung.

– Bedug: Drum besar yang digunakan untuk mengatur tempo dan ritme musik.

– Kecrek: Alat musik berbentuk logam yang digunakan untuk menambah efek suara dan memberikan aksen pada musik.

Tarian dalam kesenian Gembyung biasanya diiringi oleh musik dari instrumen di atas.

Gerakan tariannya memiliki makna simbolis dan berfungsi sebagai media untuk mengekspresikan rasa syukur, kebahagiaan, atau permohonan kepada Yang Maha Kuasa.

Gerakan tariannya cenderung sederhana namun penuh dengan makna.

Baca Juga:Telapak Tangan dan Kaki jadi Dingin Ketika Grogi? Ini Penjelasannya…Apa yang Membuat Kita Ingin Buang Air ketika Gugup? Inilah Fenomena Fight or Flight

Gembyung tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki peran penting dalam berbagai ritual keagamaan dan upacara adat di Cirebon, seperti:

– Nadran: Upacara sedekah laut yang dilakukan oleh para nelayan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil tangkapan ikan yang melimpah.

– Muludan: Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang biasanya dirayakan dengan arak-arakan dan pertunjukan Gembyung.

– Ruwatan: Ritual yang dilakukan untuk mengusir roh jahat dan memohon perlindungan dari Tuhan.Para penari dan pemain musik dalam kesenian Gembyung biasanya mengenakan pakaian tradisional khas Cirebon, seperti baju kurung, kain batik, dan ikat kepala.

Warna kostum yang digunakan biasanya cerah dan mencolok, menggambarkan keceriaan dan semangat masyarakat Cirebon.

Saat ini, kesenian Gembyung menghadapi berbagai tantangan, seperti minimnya regenerasi pemain dan kurangnya minat generasi muda.

Namun, berbagai upaya pelestarian terus dilakukan, baik oleh pemerintah daerah maupun komunitas budaya setempat, melalui festival, lomba, dan workshop.

Kesenian Gembyung merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga dan perlu dijaga keberadaannya agar tetap lestari dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Kesenian ini akan hadir pada acara Open House Balaikota yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 27 Juli 2024.

0 Komentar