Isu stunting nampaknya menjadi ancaman serius, terutama di Majalengka, di mana persentase stunting pada remaja mencapai angka lebih dari 25%. Melihat hal itu, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam KKN Kolaborasi UNMA-IPB Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, ikut menyoroti dan terjun langsung memberikan edukasi melalui program Aksi Remaja Cegah Stunting alias Siranting.
Isu stunting menjadi salah satu konsen khusus bagi kelompok KKN UNMA-IPB Desa Argalingga, Kecamatan Argapura. Selain persentase stunting remaja di Majalengka yang mencapai angka 25%, pihaknya juga menemukan cukup maraknya kasus pernikahan dini di daerah Argapura.
Dari temuan itu, Ketua KKN UNMA-IPB, Aulia Eka dan Afla, mengungkapkan akan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, mulai dari instansi pendidikan, komunitas, hingga pemerintahan, untuk memberikan edukasi pada remaja secara berkelanjutan melalui program Aksi Remaja Cegah Stunting alias Siranting yang digelar awal di SMP Negeri 2 Argapura.
Baca Juga:Momentum HUT KNPI ke-51, Ketua DPD KNPI Ajak Partisipasi Aktif Generasi MudaBerbagi kebahagiaan di Hari Anak Nasional, All Sedayu Hotel Kelapa Gading Melaksanakan CSR ke Panti Asuhan
Selain itu, menurut pemateri yang juga Duta Genre Jawa Barat 2022, Hikmal Fahridza, kasus stunting ini biasanya terjadi karena beberapa hal, mulai dari kurangnya edukasi, maraknya pernikahan dini, hingga minimnya pemahaman terkait gizi seimbang alias 4 sehat 5 sempurna.
Sementara itu, para siswa SMP Negeri 2 Argapura juga mengaku mendapatkan banyak wawasan baru, mulai dari pemahaman dampak dari seks bebas, pernikahan dini, hingga dampak stunting itu sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya program Siranting ini, pihak sekolah dan desa setempat juga turut mengapresiasi, karena mampu memantik masyarakat agar bisa bersama-sama mencegah kasus stunting yang bisa dimulai dari kesadaran diri sendiri.