82 mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung mendatangi objek bersejarah Gedung Perundingan Linggarjati di Kabupaten Kuningan.
Sebanyak 82 mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung berkunjung ke objek bersejarah Gedung Perundingan Linggarjati di Kabupaten Kuningan, Selasa siang.
Kedatangan rombongan para calon guru sejarah ini didampingi manajemen Radar Cirebon Group, karena sebelumnya para mahasiswa menggelar kunjungan ke Graha Pena untuk melihat langsung perusahaan media terbesar di Ciayumajakuning.
Baca Juga:Berbagi kebahagiaan di Hari Anak Nasional, All Sedayu Hotel Kelapa Gading Melaksanakan CSR ke Panti AsuhanPKL Dadaha Penuhi Kantor UPTD Minta Kejelasan Izin Jualan – Video
Dosen Prodi Sejarah Unila Yustina Sri Ekwandari menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Kuliah Kerja Lapangan atau KKL, kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa semester 3 di kampusnya.
Lebih dari sepekan ke depan, rombongan KKL akan melihat langsung objek sejarah, mulai dari Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.
Dipilihnya Gedung Perundingan Linggarjati bertujuan untuk bahan kajian para mahasiswa, karena dalam perjalanan sejarah mempertahankan kemerdekaan bukan hal yang mudah.
Di gedung inilah terjadi perundingan pada 10 November 1946 antara delegasi Indonesia yang dipimpin Sutan Syahrir dengan delegasi Belanda yang dipimpin Hubertus van Mook, dan penengah kedua negara dari delegasi Inggris, membahas kedaulatan Indonesia pasca proklamasi, pembentukan negara RIS.
Di bangunan ini terdapat benda-benda asli peninggalan tahun 1946 serta benda-benda replika untuk menggambarkan suasana perundingan. Mahasiswa dapat melihat langsung ruangan perundingan, ruang istirahat para delegasi, ruangan pertemuan Presiden pertama RI Sukarno, menyaksikan film dokumenter dan melihat gedung secara utuh berlatarkan Gunung Ciremai dari area taman dan monumen. Bentuk gedung ini masih dipertahankan sesuai aslinya hingga kini.
Bonus pengetahuan sejarah juga dijelaskan oleh pemandu terkait asal usul Gedung Perundingan dan sejarah kepemilikan, hingga ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya yang dilindungi undang-undang.
Menurut Yustina, selain mengunjungi objek bersejarah, Kuliah Kerja Lapangan memiliki kegiatan tambahan berupa rekreasi dan pariwisata.
Baca Juga:Pemerintah Pastikan Masyarakat Sudah Setujui Pembangunan TPS Regional – VideoInvestor Tinjau Lokasi Rencana Pembangunan TPS Regional – Video
Melalui kegiatan seperti ini diharapkan para mahasiswa semakin mantap untuk menjadi guru sejarah atau pendidik di masa depan, sesuai dengan fakultas yang dipilihnya.