RADARCIREBON.TV– Chinese Restaurant Syndrome (CRS) adalah istilah yang pertama kali digunakan pada tahun 1968
Untuk menggambarkan serangkaian gejala yang dilaporkan oleh orang-orang setelah mengonsumsi makanan di restoran Cina.
Gejala-gejala ini termasuk sakit kepala, berkeringat, wajah kemerahan, dan sensasi kesemutan atau terbakar di sekitar mulut dan leher.
Baca Juga:Gak Cuma di Indonesia, Berikut 7 Makanan Serupa Bakso di DuniaJangan Asal Santap, Kenali Ciri Bakso yang Pakai Pengawet dan Bahan Kimia Berbahaya, Efeknya Buruk Banget!
CRS sering dikaitkan dengan penggunaan monosodium glutamate (MSG) dalam masakan Cina.
Mengenai Monosodium glutamate (MSG) adalah aditif makanan yang digunakan untuk meningkatkan rasa umami atau gurih pada makanan.
MSG ditemukan secara alami dalam banyak makanan, seperti tomat dan keju, tetapi sering kali ditambahkan secara sintetis ke berbagai produk makanan.
Penambahan MSG ke dalam makanan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa dan daya tarik makanan tersebut.
Sejak istilah Chinese Restaurant Syndrome muncul, banyak penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki apakah MSG benar-benar bertanggung jawab atas gejala yang dilaporkan.
Studi awal pada hewan menunjukkan bahwa dosis tinggi MSG dapat menyebabkan kerusakan saraf,
namun dosis yang digunakan dalam studi ini jauh lebih tinggi daripada yang biasanya dikonsumsi manusia dalam makanan sehari-hari.
Penelitian pada manusia menghasilkan hasil yang beragam.
Beberapa studi menemukan bahwa orang yang mengklaim sensitif terhadap MSG memang mengalami gejala setelah mengonsumsi MSG dalam jumlah besar,
Baca Juga:Resep Bakso Gepeng Kuah Dijamin Bikin Mupeng, Catat Yuk…Yum! Simak Resep Bakso Goreng Udang Ayam Lezat Anti Nyusut Seharian, Cocok Jadi Temen Drakoran Kamu
sementara studi lain tidak menemukan hubungan yang signifikan antara konsumsi MSG dan gejala CRS.
Secara umum, komunitas ilmiah saat ini setuju bahwa MSG aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang biasa ditemukan dalam makanan,
meskipun beberapa orang mungkin memiliki sensitivitas terhadapnya.
Gejala yang dikaitkan dengan CRS bisa bervariasi, namun yang paling umum termasuk:
Sakit kepalaBerkeringatWajah kemerahan atau rasa hangatNyeri dadaSensasi kesemutan atau terbakar di sekitar mulut dan leherMual
Gejala-gejala ini biasanya ringan dan sementara, muncul dalam waktu beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.
Pada kasus yang sangat jarang, gejala yang lebih parah seperti detak jantung cepat atau irama jantung tidak teratur dilaporkan,
tetapi bukti kuat yang mengaitkan MSG dengan gejala ini masih kurang.
Sementara itu banyak ahli gizi dan badan kesehatan,
termasuk Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat dan European Food Safety Authority (EFSA), menganggap MSG sebagai bahan tambahan makanan yang aman.
Mereka menyatakan bahwa MSG dalam dosis normal yang digunakan dalam makanan tidak menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi kebanyakan orang.
Namun, beberapa individu mungkin tetap sensitif terhadap MSG dan memilih untuk menghindari makanan yang mengandung bahan ini.
Penting bagi mereka yang merasa sensitif untuk membaca label makanan dengan cermat dan memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Chinese Restaurant Syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala tertentu yang diduga terkait dengan konsumsi MSG dalam makanan Cina.
Meskipun ada beberapa kontroversi dan perbedaan pendapat mengenai hubungan MSG dengan CRS,
sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa MSG aman dikonsumsi dalam jumlah normal.
Bagi sebagian kecil orang yang mungkin sensitif terhadap MSG, gejala CRS bisa muncul, tetapi secara umum, MSG tidak dianggap berbahaya bagi kesehatan.