RADARCIREBON.TV- Akhir-akhir ini pastinya kamu merasakan suhu udara yang begitu dingin, tidak seperti biasanya. Ternyata setiap bulan Juli akan terjadi fenomena Aphelion. Hal ini merupakan salah satu fenomena astronomi yang berkaitan dengan jarak antara Bumi dan Matahari.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena Aphelion adalah saat jarak Bumi berada di titik terjauh dengan Matahari. Fenomena astronomis tersebut terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Untuk fenomena Aphelion ini ketika jarak Bumi pada titik terjauh dari Matahari.
Sementara itu, fenomena Perihelion ketika jarak Bumi pada titik terdekat dari Matahari. Secara umum, Aphelion tidak memiliki dampak signifikan terhadap Bumi.
Baca Juga:4 Tips Mengobati Batuk Berdahak Tanpa Obat Cukup dengan Menjaga Udara Tetap LembabBikin Tak Nyaman di Tenggorokan, 4 Cara Mengatasi Batuk Berdahak Secara Herbal Tanpa Obat
Terjadinya Aphelion 2024
Menurut Time and Dates, Bumi berada di titik paling jauh dari Matahari, pada titik aphelion, yang mana terjadi dua minggu setelah titik balik Matahari atau solstis bulan Juni, ketika belahan Bumi utara mengalami musim panas yang hangat.
Sementara itu untuk tahun ini saja berdasarkan waktu di wilayah Indonesia, fenomena Aphelion akan terjadi pada tanggal 5 Juli 2024 sekitar pukul 12.06 WIB. Pada saat Aphelion terjadi, jarak dari pusat Bumi ke pusat Matahari adalah sekitar 152.099.969 km.
Kemudian menurut penjelasan LAPAN BRIN, tidak ada dampak signifikan dari fenomena Aphelion terhadap Bumi. Posisi Bumi yang sedang berada pada titik terjauh dari Matahari pun tidak mempengaruhi suhu panas atau dingin yang diterima Bumi.
Maka dari itu Aphelion sendiri tidak berkaitan dengan musim atau suhu yang ada di Bumi. Musim pada dasarnya tidak berubah bergantung pada jarak Bumi dari Matahari. Sementara faktor klimatologis atau iklim yang turut berperan besar dalam perubahan suhu.
Banyak orang percaya bahwa dampak fenomena aphelion adalah menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi lebih dingin. Anggapan tersebut hampir selalu muncul di berbagai platform media sosial jelang fenomena aphelion terjadi. Nantinya suhu Bumi ini akan menurun karena paparan sinar Matahari berkurang karena Bumi sedang berada di titik terjauhnya. Kabar tersebut terkesan masuk akal, namun sebenarnya tidak tepat begitu.
Faktanya, paparan cahaya Matahari yang sampai ke Bumi tidak menimbulkan dampak krusial. Jika dilihat dari letak kedua benda angkasa tersebut, Bumi dan Matahari memiliki jarak rata-rata 149,6 juta kilometer. Saat terjadi perihelion, jarak Bumi dan Matahari sekira 147,1 juta kilometer. Sebaliknya, sewaktu kejadian aphelion maka jarak Bumi dan Matahari rata-rata 152,1 kilometer. Selisih jarak perihelion dan aphelion ini tidak terlalu berdampak pada banyaknya sinar Matahari yang diterima Bumi.
***