Waspada! Umur 20-an Rawan Terkana Migrain Mata atau Migrain Okular, Berikut Penjelasannya

Waspada! Umur 20-an Rawan Terkana Migrain Mata atau Migrain Okular, Berikut Penjelasannya
Waspada! Umur 20-an Rawan Terkana Migrain Mata atau Migrain Okular, Berikut Penjelasannya/ pixabay
0 Komentar

RADARCIREBON.TV– Tak cuma kepala, migrain atau pusing kepala sebelah juga dapat menyerang mata. 

Kondisi migrain mata ini dalam kondisi medis disebut dengan migrain okuler. 

Migrain okular, atau sering disebut sebagai migrain mata, adalah kondisi medis yang melibatkan gangguan visual yang biasanya berlangsung sementara dan sering diikuti oleh sakit kepala migrain.

Migrain okular dapat sangat mengganggu, tetapi umumnya tidak berbahaya.

Baca Juga:Apakah Ada Hubungan Astenopia dengan Kondisi Insomnia? Berikut Penjelasannya…Keletihan Mata atau Astenopia dan Kaitannya dengan Kualitas Tidur Seseorang

Meski demikian, penting untuk memahami kondisi ini, gejalanya, penyebabnya, dan cara mengelolanya.

Migrain okular biasanya ditandai dengan gangguan penglihatan pada satu mata.

Gejala yang paling umum termasuk munculnya titik buta (skotoma), kilatan cahaya (fotopsia), atau pola zig-zag yang berkedip-kedip dalam penglihatan.

Gejala visual ini sering terjadi secara tiba-tiba dan dapat berlangsung dari beberapa menit hingga satu jam.

Mengutip clevelandclinic.org, migrain mata mulai timbul di usia 7 tahun, namun sebagian besar orang mulai mengalaminya di usia 20-an dengan puncaknya yakni 40 tahunnan. 

Dalam artikelnya menyebut migrain okuler juga dapat terjadi para orang yang memiliki garis keturunan migrain dalam keluarganya.

Dalam beberapa kasus, gangguan visual dapat cukup parah sehingga menyebabkan kehilangan penglihatan sementara pada satu mata.

Setelah gejala visual mereda, banyak penderita migrain okular akan mengalami sakit kepala migrain, meskipun ini tidak selalu terjadi.

Penyebab pasti migrain okular belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ahli percaya bahwa kondisi ini mungkin terkait dengan perubahan sementara dalam aliran darah atau aktivitas listrik di otak.

Faktor genetik juga mungkin berperan, karena migrain cenderung berjalan dalam keluarga.

Baca Juga:Urat Mata Menegang, Apa yang Harus Kamu Lakukan? Berikut Tips Mengatasi Masalah pada MataLamak Banak, 10 Pilihan Kudapan Manis khas Sumatera yang Bikin Kamu Tergila-Gila

Selain itu, beberapa pemicu umum yang diketahui dapat memicu serangan migrain okular, termasuk stres, kelelahan, kurang tidur,

konsumsi makanan tertentu (seperti cokelat, keju, atau makanan yang mengandung MSG), dehidrasi, dan perubahan hormon.

Diagnosa migrain okular biasanya dilakukan berdasarkan gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pasien.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan mata untuk menyingkirkan penyebab lain dari gangguan visual, seperti ablasi retina, stroke, atau penyakit mata lainnya.

Dalam beberapa kasus, tes MRI atau CT scan mungkin diperlukan untuk memastikan tidak ada masalah serius pada otak atau pembuluh darah.

Mengelola migrain okular melibatkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu, serta mengadopsi gaya hidup sehat.

Ini termasuk memastikan tidur yang cukup, mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga, menjaga hidrasi yang baik, dan menghindari makanan atau minuman yang diketahui memicu migrain.

Bagi mereka yang sering mengalami migrain okular, dokter mungkin meresepkan obat untuk membantu mengurangi frekuensi dan keparahan serangan.

Obat-obatan ini bisa termasuk obat pencegah migrain, seperti beta-blocker, antidepresan, atau antikonvulsan,

serta obat pereda nyeri untuk mengatasi sakit kepala yang mungkin mengikuti gangguan visual.

Selama serangan migrain okular, penting untuk beristirahat di ruangan yang gelap dan tenang.

Menghindari aktivitas yang membutuhkan penglihatan tajam atau konsentrasi tinggi juga dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan.

Menggunakan kompres dingin di dahi atau mata juga dapat memberikan sedikit bantuan.

Meskipun migrain okular dapat menakutkan, terutama jika dialami untuk pertama kalinya,

penting untuk diingat bahwa kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kerusakan permanen pada mata atau otak.

Namun, karena gejala migrain okular dapat mirip dengan kondisi medis yang lebih serius, seperti stroke atau masalah mata lainnya,

penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika mengalami gangguan visual yang tiba-tiba atau tidak biasa.

Secara keseluruhan, migrain okular adalah kondisi yang memerlukan perhatian dan pemahaman untuk dikelola dengan baik.

Dengan pendekatan yang tepat, banyak orang dapat mengurangi frekuensi dan dampak serangan migrain okular, serta menjalani kehidupan yang sehat dan produktif.

 

0 Komentar