RADARCIREBON.TV– Semakin canggihnya teknologi membawa dampak baik dan buruk yang saling berkejaran.
Kini kita dapat dengan mudah mengatur aktivitas sehari-hari dalam satu klik.
Kini perangkat digital begitu mengubah kegiatan manusia.
Namun dibalik kecanggihan dan kepraktisan dunia digital, ada hantu yang seakan menemani pergerakan manusia.
Baca Juga:Waspada! Umur 20-an Rawan Terkana Migrain Mata atau Migrain Okular, Berikut PenjelasannyaApakah Ada Hubungan Astenopia dengan Kondisi Insomnia? Berikut Penjelasannya…
Salah satunya adalah bahaya kesehatan mata yang semakin hari menjadi masalah umum.
Banyak orang saat ini memiliki kesehatan mata yang buruk yang mengharuskannya memakai alat bantu seperti kacamata.
Di sisi lain, bahaya digital bagi kesehatan mata ini memunculkan sebuah gangguan yang disebut computer vision syndrome atau sindrom penglihatan komputer.
Sebuah gangguan yang disebabkan oleh aktivitas digital berlebihan yang membuat oto mata terlalu lelah.
Computer Vision Syndrome (CVS) atau Sindrom Penglihatan Komputer adalah suatu kondisi
yang dialami oleh individu yang menghabiskan banyak waktu di depan layar komputer, tablet, atau smartphone.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari, prevalensi CVS pun semakin meningkat.
Baca Juga:Keletihan Mata atau Astenopia dan Kaitannya dengan Kualitas Tidur SeseorangUrat Mata Menegang, Apa yang Harus Kamu Lakukan? Berikut Tips Mengatasi Masalah pada Mata
CVS, juga dikenal sebagai Digital Eye Strain (DES), mengacu pada sekelompok masalah terkait mata dan penglihatan yang diakibatkan oleh penggunaan perangkat digital yang berkepanjangan.
Gejala utama CVS meliputi mata kering, mata merah, penglihatan kabur, sakit kepala, nyeri leher dan bahu, serta kelelahan mata.
Gejala-gejala ini dapat bervariasi dari ringan hingga parah dan biasanya meningkat seiring dengan durasi penggunaan layar.
Salah satu penyebab utama CVS adalah ketidakmampuan mata untuk fokus dengan cepat antara layar dan objek lain di sekitar.
Ini disebabkan oleh pencahayaan yang tidak ideal, silau dari layar, serta kontras yang rendah antara teks dan latar belakang pada layar.
Selain itu, ketika melihat layar, frekuensi berkedip cenderung menurun secara signifikan.
Normalnya, seseorang berkedip sekitar 15-20 kali per menit, namun ketika menatap layar, frekuensi ini dapat menurun hingga setengahnya.
Akibatnya, mata menjadi lebih kering dan lebih mudah iritasi. Posisi tubuh yang tidak ergonomis saat menggunakan perangkat digital
juga dapat memperburuk gejala CVS, dengan menambah tekanan pada leher, bahu, dan punggung.
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi atau mencegah CVS.
Salah satunya adalah dengan mengikuti aturan 20-20-20: setiap 20 menit, beristirahatlah selama 20 detik dengan melihat objek yang berjarak sekitar 20 kaki (6 meter) dari mata.
Ini membantu mata untuk beristirahat dan mengurangi kelelahan.
Pengaturan pencahayaan yang baik juga penting; pastikan cahaya ruangan tidak terlalu terang atau terlalu redup dan minimalkan silau dari layar dengan menggunakan filter anti-silau.
Penggunaan kacamata atau lensa kontak yang dirancang khusus untuk penggunaan komputer juga bisa membantu.
Kacamata ini biasanya dilengkapi dengan lensa yang memiliki lapisan anti-refleksi untuk mengurangi silau dan memberikan kenyamanan visual yang lebih baik.
Selain itu, menjaga jarak pandang yang optimal dari layar (sekitar 20-24 inci) dan memastikan layar berada pada posisi
yang sedikit lebih rendah dari tingkat mata dapat membantu mengurangi tekanan pada mata dan leher.
CVS adalah kondisi yang umum di era digital ini, namun dengan menerapkan beberapa perubahan sederhana dalam cara kita menggunakan perangkat digital,
kita dapat mengurangi dampak negatifnya. Penting untuk tetap sadar akan gejala-gejalanya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk menjaga kesehatan mata dan kenyamanan visual.