RADARCIREBON.TV– Astenopia, atau ketegangan mata, adalah kondisi di mana otot-otot dan saraf di sekitar mata mengalami kelelahan akibat bekerja terlalu keras.
Insomnia, di sisi lain, adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur.
Meskipun kedua kondisi ini tampak tidak berhubungan, ada korelasi yang signifikan antara astenopia dan insomnia, terutama dalam konteks kehidupan modern yang sangat tergantung pada teknologi.
Baca Juga:Keletihan Mata atau Astenopia dan Kaitannya dengan Kualitas Tidur SeseorangUrat Mata Menegang, Apa yang Harus Kamu Lakukan? Berikut Tips Mengatasi Masalah pada Mata
Salah satu faktor utama yang menghubungkan astenopia dengan insomnia adalah penggunaan perangkat digital.
Di era digital saat ini, banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer, tablet, atau smartphone, baik untuk bekerja maupun hiburan.
Paparan cahaya biru dari layar perangkat ini tidak hanya menyebabkan ketegangan mata tetapi juga mempengaruhi ritme sirkadian tubuh.
Ritme sirkadian adalah jam biologis internal yang mengatur siklus tidur dan bangun kita.
Cahaya biru menghambat produksi melatonin, hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur tidur.
Akibatnya, paparan berlebihan terhadap cahaya biru sebelum tidur dapat menyebabkan kesulitan tidur dan berkontribusi pada insomnia.
Ketegangan mata yang terjadi akibat penggunaan perangkat digital yang berlebihan sering kali disertai dengan gejala seperti sakit kepala, mata kering, dan penglihatan kabur.
Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang berkelanjutan dan membuat seseorang sulit untuk rileks saat menjelang tidur.
Baca Juga:Lamak Banak, 10 Pilihan Kudapan Manis khas Sumatera yang Bikin Kamu Tergila-Gila10 Masakan Penuh Rempah Khas Thailand Kini Jadi Incaran Warga Indonesia, Citarasa Pedas Gurih Nonjok
Rasa tidak nyaman yang terus-menerus ini dapat membuat pikiran tetap aktif dan mencegah seseorang untuk tidur nyenyak.
Bahkan setelah berhasil tidur, kualitas tidur bisa terganggu, membuat seseorang sering terbangun di tengah malam atau bangun dengan perasaan tidak segar.
Selain itu, kebiasaan bekerja atau menggunakan perangkat digital hingga larut malam juga dapat mengganggu pola tidur.
Banyak orang yang terbiasa membawa pekerjaan mereka ke tempat tidur atau menghabiskan waktu bermain game atau menonton video di tempat tidur.
Kebiasaan ini tidak hanya meningkatkan ketegangan mata tetapi juga memperpanjang waktu paparan cahaya biru, yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan tubuh untuk bersiap-siap tidur.
Untuk mengatasi hubungan antara astenopia dan insomnia, beberapa langkah pencegahan dapat diambil.
Salah satunya adalah dengan mengatur waktu penggunaan perangkat digital, terutama menjelang waktu tidur.
Disarankan untuk menghindari penggunaan perangkat dengan layar setidaknya satu hingga dua jam sebelum tidur.
Menggunakan filter cahaya biru atau kacamata khusus yang dapat menyaring cahaya biru juga dapat membantu mengurangi dampak negatifnya pada tidur.
Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan gelap, serta menjaga rutinitas tidur yang konsisten.
Secara keseluruhan, memahami hubungan antara astenopia dan insomnia dapat membantu kita mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi dampak negatifnya.
Dengan demikian, kita dapat menikmati kualitas tidur yang lebih baik dan kesehatan mata yang lebih optimal.