Di awal bulan Muharam, selain tradisi Malam Satu Sura, ada rangkaian lanjutan berupa jamasan gaman dan gamelan pusaka. Di antaranya adalah membersihkan pusaka peninggalan yang ada di Keraton Kacirebonan untuk perawatan.
Tradisi Satu Sura tidak hanya melibatkan doa akhir tahun dan awal tahun serta adat lainnya yang dilakukan keraton, namun ada rangkaian lanjutan, di antaranya jamasan gaman dan gamelan pusaka.
Seperti yang dilakukan di Keraton Kacirebonan, diawali dengan matur kepada sultan serta tawasul singkat sebelum membawa gamelan pusaka oleh abdi dalem. Prosesi ini menjadi hal yang sakral.
Baca Juga:Persiapan Pilkada, DPC Demokrat Kuningan Turun Gunung Perkuat RantingKendala Pantarlih Dalam Melakulan Coklit – Video
Satu per satu instrumen gamelan denggung dibawa keluar untuk dicuci. Hal unik dan tradisional dalam proses pencucian adalah tidak menggunakan sabun, melainkan tumbukan batu bata merah yang digosok ke gamelan untuk menghilangkan korosi atau karat, kemudian dibasuh dengan air bunga dan dijemur di bawah sinar matahari.
Tidak hanya gamelan, gaman pusaka berupa tombak, pedang, dan lainnya turut dibersihkan. Menggunakan air kembang, serta dilanjutkan dengan pemberian minyak untuk menjaga bahan logam.
Peninggalan gamelan denggung diketahui berusia ratusan tahun, sejak era Wali Songo. Biasanya, gamelan ini hanya dibunyikan untuk mengiringi dalam memanjatkan doa memohon agar turun hujan.