Kenali 3 Jenis Stress language,Yuk Simak Apa Saja Kah Itu.

Foto
Foto/Memperkuat Sistem Imunitas (Memperkuat Sistem Imunitas)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV-Anda mungkin pernah melihat seseorang yang menghilangkan stres dengan cara yang berkebalikan dengan apa yang Anda lakukan selama ini.

Namun, tenang saja, ini merupakan hal yang normal karena setiap orang bisa memiliki cara yang berbeda untuk menghadapi stres.

Menurut laman Simply Psychology, setidaknya ada empat respons yang bisa di tunjukkan oleh tubuh ketika menghadapi situasi penuh tekanan yang menimbulkan stres.

Baca Juga:5 Makan Yang Bisa Menambah Daya Tahan Tubuh,Simak Apa Saja !5 Manfaat Jogging Yang Wajib Kita Ketahui,Simak Dan Lakukan Sekarang !

  • Fight atau lawan: berusaha menghadapi setiap ancaman yang datang secara aktif dan tidak ragu menunjukkan respons terhadap situasi yang mengancam, misalnya dengan menangis atau berteriak.
  • Flight atau menghindar: sebisa mungkin menghindari situasi yang menimbulkan stres, contohnya mengubah topik pembicaraan ketika perdebatan mulai tegang.
  • Freeze atau membeku: bingung dalam menghadapi suatu ancaman sehingga kesulitan memutuskan apa yang harus di lakukan.
  • Fawn atau membiarkan: hampir sama dengan flight, tetapi respons ini akan membuat seseorang rela berusaha memuaskan orang lain demi menghindari konflik.

Apa saja jenis stress language?

1. The exploderSesuai namanya, seseorang dengan jenis stress language the exploder cenderung langsung bereaksi ketika menghadapi situasi yang menegangkan.

Mereka mungkin marah atau bahkan menyalahkan orang lain ketika terseret dalam situasi yang menyebabkan stres.

Tak hanya di dominasi oleh respons fight, the exploder juga kerap melakukan flight. Hanya saja, caranya mungkin tidak jauh berbeda ketika mereka melakukan fight.

Sebagai contoh, mereka mungkin berteriak demi menghentikan perdebatan yang tak kunjung usai.

2. The imploder Jika Anda sering merasa tidak berdaya atau putus asa ketika menghadapi stres, the imploder adalah julukan yang tepat.

Pasalnya, seseorang dengan stress language ini cenderung memendam stresnya atau bahkan sudah merasa mati rasa untuk menunjukkan emosinya.

Baca Juga:Lakukan Ini Sebelum Melakukan Jogging, Serta Simak Manfaat Jogging.3 Gerakan Yoga Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Membuat Badan Kita Lebih Sehat.

Alhasil, alih-alih mengungkapkan ketidaksetujuannya akan suatu hal, mereka memilih untuk memendamnya karena enggan membuat konflik semakin besar.

3. The fixer Jenis stress language ini akan membuat seseorang langsung bereaksi pada kondisi yang menimbulkan stres, tetapi benar-benar fokus untuk mencari penyelesaiannya.

Inilah yang membedakan para fixer dengan the exploder yang hanya fokus untuk menyalurkan emosinya.

The fixer bisa dibilang cocok untuk menjadi pemimpin karena mereka bisa menyusun rencana atau tindakan ketika terjadi suatu hal yang mendesak.

Namun, tak jarang stress language ini membuat seseorang mencoba memperbaiki sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.

Demikian 3 bahasa languange stres yang mungkin bisa kita temukan dalam kehidupan sehari hari kita dalam menjalani aktivitas.

0 Komentar