Petani garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, akhirnya bisa memulai proses lahan garapan garam meskipun kemarau sudah dimulai beberapa bulan terakhir. Mereka menyewa lahan garapan dari perusahaan, yang menjadi alasan keterlambatan memulai produksi.
Namun, kekhawatiran utama saat ini bagi petani garam adalah harga garam yang dianggap masih belum memuaskan. Saat panen, harga garam hanya sekitar 700 rupiah per kilogram, kondisi ini membuat petani cemas bahwa harga garam berpotensi semakin turun hingga di bawah 500 rupiah per kilogram pada masa panen mendatang.
Biaya produksi yang besar, termasuk penggunaan plastik terpal untuk maksimalkan produksi dan biaya buruh untuk mengelola lahan, membuat petani khawatir bahwa hasil penjualan garam mungkin tidak bisa menutupi biaya produksi. Petani berharap agar pemerintah dapat mengendalikan harga garam di pasar agar tidak anjlok saat musim panen tiba, sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan yang layak dari usaha mereka.