Waspada! Bahaya Stunting Mengancam Masa Depan Balita Indonesia

dok.ist
Stunting (Pexels)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi ancaman serius bagi masa depan balita Indonesia.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia masih berada di angka 21,6%, jauh di atas ambang batas yang ditetapkan WHO sebesar 20%.

Dampak Stunting bagi Balita

Stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif, motorik, dan sosial emosionalnya.

Baca Juga:Baterai Sodium-Ion: Solusi Masa Depan untuk Penyimpanan Energi BerkelanjutanYuk Intip Blues! Kereta Masa Depan Italia dengan Tiga Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kesulitan belajar, gangguan perilaku, dan masalah kesehatan kronis di kemudian hari.

Selain itu, stunting juga dapat menurunkan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.

Penyebab Stunting

Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Kurangnya asupan gizi: Asupan makanan yang tidak mencukupi, terutama protein hewani, zat besi, dan nutrisi penting lainnya, selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.

2. Infeksi berulang: Infeksi yang berulang, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menyebabkan stunting.

3. Sanitasi yang buruk: Sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi dan menyebabkan stunting.

4. Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan: Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, termasuk imunisasi dan pemantauan pertumbuhan, dapat menyebabkan stunting tidak terdeteksi dan tidak tertangani dengan baik.

Upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting

Pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai salah satu prioritas nasional dalam pembangunan kesehatan. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan menangani stunting, antara lain:

Baca Juga:Masa Depan Energi Bersih: Keunggulan dan Potensi Sel Surya OrganikMemberdayakan Perempuan Desa di Kamerun dengan Mesin Jahit Tenaga Surya

  • Intervensi gizi: Memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil dan anak balita, serta edukasi gizi kepada keluarga.
  • Peningkatan akses terhadap layanan kesehatan: Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil dan tertinggal.
  • Peningkatan sanitasi: Meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan dan akses terhadap air bersih.
  • Edukasi masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pencegahan stunting.

Peran Orang Tua dan Masyarakat

Orang tua dan masyarakat memiliki peran penting dalam mencegah dan menangani stunting. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

  • Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.
  • Memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi seimbang sejak bayi berusia 6 bulan.
  • Memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap.
  • Menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
  • Memantau pertumbuhan anak secara berkala.

Dengan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan keluarga, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat terus diturunkan.

Stunting adalah masalah serius yang mengancam masa depan generasi penerus bangsa. Mari kita bersama-sama berjuang untuk mencegah stunting dan mewujudkan Indonesia yang sehat dan cerdas.

0 Komentar