Pendangkalan muara akibat penumpukan sampah di Muara Samadikun mengakibatkan nelayan dengan perahu kecil kesulitan untuk melaut. Gelombang yang membawa kembali sampah ke ujung muara menimbulkan kekhawatiran nelayan, karena sampah dapat merusak baling-baling kapal.
Gelombang tinggi yang dalam beberapa bulan terakhir masih berlangsung membuat nelayan mulai mengeluhkan pendangkalan Muara Samadikun akibat arus laut yang mengirim kembali sampah ke bibir muara, sehingga menghalangi laju kapal. Tidak hanya sampah organik seperti ranting kayu hingga gelondongan, sampah plastik kecil yang tersapu gelombang pun menghambat hingga merusak baling-baling kapal.
Sudah sekitar setengah bulan belakangan, sampah menumpuk di Muara Samadikun menghalangi laju kapal nelayan, terutama bagi kapal-kapal kecil pencari udang dan rajungan. Belum lagi, harga jual kepada tengkulak dalam sebulan terakhir sedang turun, sehingga membuat nelayan hanya dapat mencukupi biaya perbekalan melaut saja dan kurang untuk menutupi biaya sehari-hari keluarganya.
Baca Juga:Kadishub Minta Pengusaha Galian C Patuhi Jam Operasional – VideoKPU Kab. Cirebon Antisipasi Data Ganda Dalam Pemilu – Video
Nelayan Samadikun, Suripno, menuturkan pada musim penghujan kemarin saja, hulu sungai turut membawa gelombang sampah hingga ke Muara Samadikun. Pendangkalan muara karena sampah ini membuat waktu tunggu nelayan melaut semakin lama karena harus menunggu air pasang. Hasil tangkapan yang biasa ia peroleh seperti udang dan rajungan menjadi kurang maksimal karena berkejaran waktu dengan surutnya air laut untuk dapat kembali ke daratan.
Sementara itu, nelayan berharap adanya uluran tangan pemerintah untuk dapat menormalisasi Muara Samadikun sejak dari hulu sungai agar tidak berdampak hingga ke laut karena dapat menghalangi laju kapal nelayan, terutama bagi kapal-kapal kecil. Pilihan profesi sebagai nelayan menjadi salah satu mata pencaharian utama warga yang belum dapat tergantikan.