Waduhhh! Jepang Dikepung Bakteri Pemakan Daging! Gejala Awalnya Demam dan Radang?

dok.ist
foto ilustrasi: thesun.my
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Wabah infeksi bakteri “pemakan daging” sedang merebak di seluruh wilayah Jepang. Bakteri ini dikenal sebagai Streptococcus pyogenes dan dapat menyebabkan sindrom streptococcal toxic-shock syndrome (STSS). Berikut adalah beberapa fakta terkait wabah ini:

Gejala dan Penyebaran:

  1. Bakteri pemakan daging dapat merusak kulit, lemak, dan jaringan yang menutupi otot dalam waktu singkat.
  2. Gejala awal meliputi demam, nyeri tenggorokan, dan radang.
  3. Kondisi ini dapat berkembang dengan cepat dan mengancam nyawa penderita hanya dalam hitungan hari.
  4. Bakteri dapat menyebar melalui aliran darah dan jaringan tubuh.

Rentan Terhadap Sindrom:

Kelompok paruh baya dan lansia di atas 50 tahun lebih rentan terhadap STSS. Setelah muncul gejala awal, tekanan darah bisa menurun drastis dalam 24 hingga 48 jam.

Tindakan Pencegahan:

  • Kementerian Kesehatan Jepang belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kasus STSS.
  • Warga negara Indonesia di Jepang disarankan untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan asupan makanan yang baik dan meminum banyak air putih.
  • Penggunaan topi atau payung serta tabir surya juga dianjurkan untuk menghindari sengatan panas.

Pengobatan infeksi bakteri pemakan daging melibatkan beberapa tahapan:

Baca Juga:Ngeriiii! Infeksi Bakteri Pemakan Daging: Ancaman Serius yang Perlu DiwaspadaiHari Anti Narkotika Internasional 26 Juni: Mendorong Kesadaran dan Aksi Bersama Melawan Narkoba

  1. Antibiotik: Dokter akan memberikan antibiotik melalui suntikan infus. Jenis antibiotik yang digunakan disesuaikan dengan bakteri penyebab infeksi.
  2. Operasi: Tindakan bedah mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan yang rusak atau mati serta menghentikan penyebaran infeksi.
  3. Perawatan luka: Merawat luka dengan baik membantu mempercepat pemulihan.

Wabah ini menjadi perhatian serius, terutama karena ancaman penyakit di musim panas. Semoga informasi ini membantu meningkatkan kesadaran dan pencegahan

0 Komentar