RADARCIREBON.TV – Wabah infeksi bakteri “pemakan daging” sedang merebak di seluruh wilayah Jepang. Bakteri ini dikenal sebagai Streptococcus pyogenes dan dapat menyebabkan sindrom streptococcal toxic-shock syndrome (STSS). Berikut adalah beberapa fakta terkait wabah ini:
Gejala dan Penyebaran:
- Bakteri pemakan daging dapat merusak kulit, lemak, dan jaringan yang menutupi otot dalam waktu singkat.
- Gejala awal meliputi demam, nyeri tenggorokan, dan radang.
- Kondisi ini dapat berkembang dengan cepat dan mengancam nyawa penderita hanya dalam hitungan hari.
- Bakteri dapat menyebar melalui aliran darah dan jaringan tubuh.
Rentan Terhadap Sindrom:
Kelompok paruh baya dan lansia di atas 50 tahun lebih rentan terhadap STSS. Setelah muncul gejala awal, tekanan darah bisa menurun drastis dalam 24 hingga 48 jam.
Tindakan Pencegahan:
- Kementerian Kesehatan Jepang belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kasus STSS.
- Warga negara Indonesia di Jepang disarankan untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan asupan makanan yang baik dan meminum banyak air putih.
- Penggunaan topi atau payung serta tabir surya juga dianjurkan untuk menghindari sengatan panas.
Pengobatan infeksi bakteri pemakan daging melibatkan beberapa tahapan:
Baca Juga:Ngeriiii! Infeksi Bakteri Pemakan Daging: Ancaman Serius yang Perlu DiwaspadaiHari Anti Narkotika Internasional 26 Juni: Mendorong Kesadaran dan Aksi Bersama Melawan Narkoba
- Antibiotik: Dokter akan memberikan antibiotik melalui suntikan infus. Jenis antibiotik yang digunakan disesuaikan dengan bakteri penyebab infeksi.
- Operasi: Tindakan bedah mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan yang rusak atau mati serta menghentikan penyebaran infeksi.
- Perawatan luka: Merawat luka dengan baik membantu mempercepat pemulihan.
Wabah ini menjadi perhatian serius, terutama karena ancaman penyakit di musim panas. Semoga informasi ini membantu meningkatkan kesadaran dan pencegahan