Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka kini seakan menjadi sorotan khususnya di wilayah Jawa Barat karena kemegahannya.
Namun di balik pembangunannya itu, nampak ada hal yang seakan tak berperikemanusiaan yakni adanya penggusuran warga lokal. Hal itu disampaikan Iman Sabumi melalui karya lagunya yakni “Simfoni Petani Kertajati”.
Keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati mungkin menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Jawa Barat, khususnya Majalengka. Namun, di balik megahnya pembangunan tersebut, nampak terselip kisah pilu sehingga menyisakan perasaan sakit membekas bagi sejumlah kalangan pribumi. Hal itu disampaikan Iman Sabumi, sang musisi balada di Kota Angin.
Baca Juga:Pengelola Wisata Cikuya Berharap Ada Perhatian Pemerintah Daerah – VideoPetani Harap Ketersediaan Pupuk Bersubsidi Tetap Aman – Video
“Simfoni Petani Kertajati” itulah salah satu judul karya lagu Iman Sabumi yang rilis pada 2017 lalu. Iman mengaku, karya tersebut awalnya terinspirasi akibat adanya jeritan penderitaan sejumlah warga pribumi ketika tergusur dari tanah kelahiran pasca pembangunan Bandara Internasional BIJB.
Iman menyampaikan, meski bandara internasional ini ditujukan untuk kepentingan bersama, namun perlu digarisbawahi di balik kebijakan pembangunan seharusnya ada sisi kemanusiaan yang juga wajib dipertimbangkan. Artinya, penggusuran ini bukan lagi soal bagaimana nanti ganti rugi, tapi ini soal hati nurani yang tidak mudah untuk diobati.
Sementara itu, dengan adanya karya “Simfoni Petani Kertajati” ini, Iman Sabumi berharap agar ke depan pemerintah tidak lalai dalam hal perasaan kemanusiaan. Karena bagaimanapun juga, di balik megahnya pembangunan Bandara Kertajati, saat ini telah menjadi catatan merah bagi sejumlah pribumi yang terpaksa angkat kaki dari tanah kelahirannya.