RadarCirebon.Tv- Untuk kali ini kita akan membahas mengenai tekstil, zat pewarna punya peran yang sangat penting, salah satunya adalah memberikan nilai atau estetika kepada sehelai pakaian.
Secara garis besar, terbagi pewarna industri tekstil terbagi dalam dua jenis alami dan juga sintetis.
Pewarna alami terbuat dari bahan-bahan alami, contohnya seperti kunyit, daun pandan atau buah kakao.
Baca Juga:Warning for all ! it is Pewarna Makanan Yang Berbahaya Untuk Tubuh !3 Rekomendasi Sepatu Kulit Untuk Aktivitas Sehari Hari,Apa Saja Kah Itu
Di sisi lain, pewarna pakaian sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia, Untuk zat pewarna industri tekstil sintetis adalah pewarna pakaian yang berasal dari bahan-bahan kimia.
Di butuhkan reaksi kimia tertentu supaya bisa menghasilkan warna yang nilainya stabil.
Karena menggunakan reaksi kimia, warna yang di hasilkan lebih beragam dari pada pewarna alami.
Hal ini sangat cocok dengan kebutuhan industri fashion sekarang ini. Penggunaan warna yang tepat akan menjadi nilai lebih pada suatu pakaian.
Zat pewarna sintetis ada banyak ragamnya. Diantaranya adalah sebagai berikut.
Jenis Pewarna Industri Tekstil Sintetis untuk Pakaian
1. Acid Dye
Acid dye adalah pewarna sintetis yang berbasis asam. Proses pewarnaannya membutuhkan temperatur yang tinggi, bahkan mendekati titik didih.
Bahan pewarna dari asam dapat menghasilkan warna yang cerah dan tahan lama.
Jenis pewarna ini cocok untuk segala jenis kain dengan serat protein. Misalkan kain wol, sutra, nilon, kasmir dan beberapa jenis kain lain.
2. Basic Dye
Baca Juga:Penyebab penyakit Angioedema Memiliki Gejala Khusus,Simak Pencegahannya !4 Penyebab Kuning Yang Sering Menyerang Anak Anak Dan Orang Dewasa !
Pewarna industri tekstil yang juga bersifat sintetis berikutnya adalah basic dye. Pewarna ini sering juga di sebut sebagai bahan pewarna dasar.
Pewarna ini mudah larut dalam air dan sering di manfaatkan untuk pewarnaan pakaian dengan serat akrilik, dan juga serat wol.
Supaya penyerapan warna lebih maksimal, penggunaan basic dye harus dibarengi dengan asam asetat.
3. Direct Dye
Selanjutnya adalah pewarna sintetis direct dye atau di kenal dengan sebutan substitutive dye.
Bahan pewarna ini sering di manfaatkan untuk kain katun, wol, nilon dan juga kain sutra.
Direct dye mampu menghasilkan warna yang cerah dan punya tingkat ketahanan yang baik terhadap sinar matahari.
Namun sayangnya, zat pewarna ini punya resiko luntur yang sangat tinggi.
Sehingga membutuhkan teknik perawatan yang sedikit berbeda daripada kain dengan jenis pewarna lainnya.
4. Vat Dye
Vat dye atau pewarna bejana adalah pewarna sintetis yang sering di manfaatkan oleh industri tekstil.
Pewarna industri tekstil yang satu ini sedikit berbeda dengan pewarna sintetis lainnya. Dari segi kualitas, vat dye jauh unggul daripada direct dye ataupun acid dye.
Makanya, penggunaannya juga berbeda. Harga vat dye jauh lebih mahal daripada pewarna sintetis lainnya.
Hal ini sebanding dengan kualitas warna yang di hasilkan. Tak heran, apabila pewarna ini harganya berada diatas rata-rata pasaran.
Vat dye atau pewarna bejana cocok untuk kain dengan serat alami, seperti selulosa dan juga serat protein.
Pemanfaatannya membutuhkan bantuan dari zat sodium hidroksida. Namun sayangnya, pilihan warnanya cukup terbatas.
5. Mordant (Chrome) Dye
Jenis pewarna sintetis lainnya adalah mordant atau chrome dye.
Mordant dye adalah zat pengikat warna yang hadir dalam wujud organik maupun non organik. Pemanfaatannya terbilang rumit dan juga mahal.
Ada banyak pilihan warna, namun sayangnya zat pewarna ini tidak cukup baik untuk menghasilkan warna yang cerah.
Sehingga tidak banyak industri yang menggunakan pewarna mordan dalam produksinya.
Itu dia 6 dari sekian banyak pemawarna tektil yang sering di gunakan di dunia pakaian,tektil dan lain sebagainya.