RADARCIREBON.TV – Para jemaah haji di seluruh dunia, termasuk jemaah haji Indonesia, melaksanakan wukuf di Arafah pada hari ini, Sabtu (15/6/2024). Adapun mengenai waktu pelaksanaannya yakni dimulai setelah tergelincirnya matahari atau pada waktu Zuhur di hari Arafah.
Selama wukuf, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyelenggarakan khutbah wukuf serta salah berjamaah yang dilakukan di tenda utama dan pada setiap tenda jemaah yang dilaksanakan oleh para pembimbing. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda.
Sementara itu, pada khutbah wukuf di tenda utama, akan disampaikan oleh Habib Ali Hasan Al Bahar, Lc, MA. Kemudian setelahnya dilaksanakan salat berjamaah jama’ qashar Zuhur dan Asar dengan imam KH. Agus Ma’arf, Lc, MA lalu dilakukan zikir dan doa wukuf yang dipimpin Habib Ibrahim Lutfi bin Ahmad Al-Attas.
Baca Juga:Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah, PPIH Arab Saudi Persiapkan 1.169 TendaSimak Jadwal Lontar Jumrah Beserta Waktu Larangan untuk Jemaah Haji Indonesia 2024
Jemaah juga diimbau untuk memanfaatkan kesempatan terbaik seperti memperbanyak zikir, membaca talbiyah, menggaungkan kalimat tauhid, dan membaca Al-Qur’an. Selain itu, selingi juga dengan berdoa karena Arafah merupakan tempat yang mustajab atau terkabulnya doa.
Bagi jemaah yang sakit, Widi Dwinanda juga berpesar agar sabar dan tabah. Kemudian, panjatkan doa serta zikir untuk kesembuhan dan menjaga salat lima waktu. Apabila tidak mampu untuk salat sambil berdiri, bisa sambil duduk atau berbaring atau dengan isyarat jika terpaksa.
Jemaah diminta untuk menjaga kesehatan dengan memperbanyak minum air putih, makan tempat waktu, minum obat yang dianjurkan dokter, istirahat yang cukup, dan tetap berada di dalam tenda.
Pemberlakuan Skema Murur
Pada pukul 19.00 Waktu Arab Saudi, jemaah haji mulai diberangkatkan ke Muzdalifah dari Arafah. PPIH juga memberlakukan skema murur untuk jemaah yang berisiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan para pendamping di Muzdalifah.
Sementara untuk selain jemaah berisiko tinggi, lansia dan disabilitas, pergerakan jemaah maka pergerakan jemaah ke Muzdalifah akan dilakukan dengan menggunakan sistem taraddudi atau shuttle yang akan mengantar jemaah menuju Muzdalifah.
Jemaah tetap diimbau untuk menjaga kondisi fisiknya serta melakukan berbagai ibadah seperti berzikir, menyelingi zikir dengan berdoa kepada Allah karena Muzdalifah juga termasuk salah satu tempat yang mustajab.