Penyebab Yang Pada Umumnya Sering Membuat Seorang Ibu Yang Baru Melahirkan Mengalami Baby Blues Syndrome

foto:halodoc
foto:halodoc
0 Komentar

RADARCIREBON.TV Melahirkan merupakan kondisi yang membahagiakan bagi seorang ibu, melihat bayi yang sejak lama ditunggu akhirnya lahir ke dunia.

Namun demikian, beberapa ibu justru mengalami perasaan cemas, sedih, maupun khawatir berkepanjangan yang mengarah pada gejala baby blues.

Diketahui, baby blues merupakan salah satu masalah psikologis yang umum terjadi pada ibu yang baru melahirkan.

Baca Juga:Erik Thohir Menunjuk Simon Aloysius Sebagai Komisaris Utama dan Independen PT PertaminaSpesifikasi Infinix Note 40 Series Racing Edition

Riset mengatakan bahwa kondisi ini dialami oleh sekitar 60-70% para ibu baru di seluruh dunia.

“Baby blue syndrome adalah suatu bentuk kesedihan dan kemurungan yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Baby blues syndrome biasanya muncul sementara waktu sekitar dua hari sampai tiga minggu sejak kelahiran bayi,” dikutip oleh JawaPos pada Selasa (11/6) dari sardjito.co.id.

Dilansir oleh JawaPos pada Selasa (11/6) dari digilib.mercubuana.ac.id, berikut adalah penyebab yang pada umumnya sering membuat seorang ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues syndrome:

1. Kesiapan Ibu

Kesiapan ibu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya baby blues syndrome. Kesiapan bu mempunyai hubungan dengan baby blues syndrome dan berpengaruh signifikan terhadap kejadian baby blues.

Hal tersebut dikarenakan jika seorang ibu yang merasa tidak siap akan kehamilannya seperti kehamilan yang tidak direncanakan, maka akan mempengaruhi kesiapan menjadi orang tua dan tentu hal tersebut akan memberikan impact pada kondisi psikologisnya.

2. Kurang Dukungan dari Orang-orang Terdekat

Dukungan dari keluarga terdekat atau orang-orang sekitar terutama suami adalah salah satu faktor terpenting dan paling dominan yang mempengaruhi terjadinya baby blues syndrome.

Hal tersebut karena seorang ibu yang baru melahirkan pada dasarnya membutuhkan dukungan atau perhatian dari keluarga terdekat khususnya suami untuk membantu merawat bayi ataupun memberikan dukungan emosional kepadanya. Semakin ibu tidak mendapat dukungan dari suami, semakin besar pula risiko seorang ibu mengalami baby blues syndrome.

Baca Juga:Lunamaya dan Maxime Bouttier Menunda Pernikahan Meski Sudah Dapat RestuBMKG Menerima Kunjungan Delegasi Untuk Membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami

3. Pola Tidur dan Istirahat yang Buruk

Siklus tidur bayi baru lahir yang belum teratur menyebabkan ibu harus terjaga di malam hari dan menyita banyak waktu tidur mereka. Kurangnya waktu tidur yang terus-menerus ini akan membuat Ibu kelelahan dan tidak nyaman. Hal ini juga bisa memicu gejala baby blues, seperti perasaan sedih dan mudah tersinggung. Setelah melahirkan, seorang ibu akan lebih sering terjaga di malam hari karena harus menangani si bayi. Jam tidur menjadi tidak normal sehingga umumnya menyebabkan ibu tertekan setiap hari.

4. Riwayat Gangguan Kesehatan Mental

Seorang ibu memiliki risiko lebih besar mengalami baby blues atau depresi pasca melahirkan, jika memiliki riwayat gangguan kesehatan mental, seperti depresi, bipolar, atau gangguan kecemasan.

0 Komentar