RADARCIREBON.TV– Media sosial tengah ramai dengan tulisan mengenai asian value hingga memuncaki pencarian di X.
Asian value menjadi perbincangan hangat di mana ramai orang menulis budaya orang asia khususnya Indonesia.
Asian value mengangkat karakteristik masyarakat asia dalam mempertahankan budayanya yang tak dijumpai negara manapun.
Baca Juga:Uang Selembar Masih Dapat Varian Baru Honda Vario di Cirebon! Segini Perkiraan Harga Area CiayumajakuningIhiy! Honda Vario 160 CBS dan ABS Beri Garansi Rangka 5 Tahun, Ini Syarat dan Ketentuannya
Nilai yang dimunculkan pada masyarakat asia berbeda dengan nilai-nilai budaya barat.
Seperti budaya tatakrama masyarakat Indonesia yang tidak dijumpai bahkan diajarkan yakni budaya mencium tangan, mengucapkan salam, tatakrama berbicara dengan orang yang lebih tua, dan masih banyak lagi.
Budaya yang dianggap sakral dan menjunjung tinggi rasa hormat tersebut adalah satu dari asian value masyarakat Indonesia.
Lantas apa maksud dari tren asian value yang sedang tren di media sosial tersebut?
Sejarah dan Konsep Asian Value
Asian Value atau nilai-nilai Asia adalah konsep yang mengacu pada serangkaian prinsip dan etika
yang diyakini menjadi dasar dari kemajuan ekonomi dan stabilitas sosial di beberapa negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Singapura, dan China.
Konsep ini mulai mendapatkan perhatian pada akhir abad ke-20, terutama ketika negara-negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Nilai-nilai Asia biasanya mencakup penghargaan terhadap keluarga, pendidikan, kerja keras, disiplin, penghematan, dan ketertiban sosial.
Seringkali, nilai-nilai ini dikontraskan dengan nilai-nilai Barat yang lebih individualistik.
Baca Juga:Gak Sekedar Singkatan, Ternyata Iniloh Perbedaan ABS dan CBS Vario 160 dari Honda, Cara Kerja dan ManfaatMengenal Fitur Combi Brake System CBS dalam Honda Vario 160, Apa Fungsinya?
Di negara-negara dengan nilai-nilai Asia yang kuat, ada penekanan besar pada harmoni sosial, hirarki, dan peran individu dalam menjaga kesejahteraan komunitas.
Konsep Asian Value menjadi populer pada 1990-an, didorong oleh pemimpin-pemimpin Asia seperti Lee Kuan Yew dari Singapura dan Mahathir Mohamad dari Malaysia.
Mereka berargumen bahwa keberhasilan ekonomi negara-negara Asia sebagian besar
disebabkan oleh nilai-nilai budaya tradisional mereka yang berbeda dari nilai-nilai Barat.
Lee Kuan Yew, misalnya, sering mengutip kerja keras, disiplin, dan rasa tanggung jawab kolektif
sebagai faktor penting dalam membangun Singapura menjadi salah satu negara terkaya di dunia.
Demikian pula, Mahathir Mohamad menekankan pentingnya ketertiban sosial dan stabilitas politik dalam mendorong pembangunan Malaysia.
Asian Value dalam Konteks Pendidikan
Indonesia, sebagai bagian dari Asia, tidak terlepas dari pengaruh nilai-nilai Asia.
Meskipun memiliki keragaman budaya yang luas, banyak aspek dari Asian Value tercermin dalam sistem pendidikan dan etos kerja masyarakat Indonesia.
1. Penghargaan terhadap Pendidikan
Seperti di banyak negara Asia lainnya, pendidikan di Indonesia dianggap sebagai jalur utama untuk mencapai kesuksesan.
Orang tua di Indonesia sangat menghargai pendidikan dan sering kali berusaha keras untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang baik.
Banyak keluarga yang rela mengeluarkan biaya besar untuk bimbingan belajar tambahan dan pendidikan di sekolah swasta yang dianggap lebih berkualitas.
2. Disiplin dan Kerja Keras
Budaya disiplin dan kerja keras juga terlihat jelas dalam sistem pendidikan Indonesia.
Siswa sering kali menghadapi jadwal belajar yang padat, baik di sekolah maupun di luar sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler dan les tambahan.
Meski demikian, ada juga kritik terhadap pendekatan ini yang dianggap terlalu menekan siswa dan kurang memberi ruang bagi pengembangan kreativitas dan minat individu.
3. Nilai Kolektivitas
Dalam banyak budaya Asia, termasuk Indonesia, nilai-nilai kolektivitas dan harmoni sosial sangat dihargai.
Ini tercermin dalam pendekatan pendidikan yang menekankan kerjasama, gotong royong, dan tanggung jawab sosial.
Di sekolah-sekolah, siswa diajarkan untuk bekerja sama dalam kelompok dan membantu satu sama lain,
yang merupakan cerminan dari nilai-nilai tradisional masyarakat Indonesia.