RADARCIREBON.TV – Proses pemberangkatan jemaah haji 1445 H/2024 M dari hotel ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) akan dilalui dengan proses yang berbeda. Pasalnya, Jemaah haji Indonesia akan melewati proses tersebut dengan menggunakan kartu pintar atau smart card.
Seperti yang telah diketahui, smart card merupakan kartu pintar yang diperkenalkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi bagi jemaah haji tahun 1445 H/2024 M. Kartu ini berguna sebagai akses jemaah untuk masuk ke Armuzna dan memuat berbagai info mengenai data pribadi dari jemaah yang bersangkutan.
Smart card juga telah dilengkapi dengan kode QR yang dapat di scan sehingga untuk jemaah yang akan diberangkatkan menuju Arafah, akan melakukan proses scan barcode smart card terlebih dahulu sebelum naik ke bus. Untuk mengetahui prosedur lengkapnya, berikut info lengkapnya.
Baca Juga:Temukan Pesona dari Pantai di Mandalika Lombok yang Tak Boleh DilewatkanSebaiknya Jangan Dibuang Begitu Saja, Inilah Manfaat dari Ampas Kopi
Prosedur Pemberangkatan Jemaah ke Arafah Menggunakan Smart Card
Dari laman Kemenag, berikut prosedur penggunaan smart card untuk proses pemberangkatan jemaah haji ke Arafah.
Mulanya bus akan datang ke hotel jemaah bersama petugas yang membawa alat scan barcode. Sementara itu, jemaah bersiap di lobi hotel sesuai dengan jadwal keberangkatan ke Arafah yang telah disusun. Petugas pun akan melakukan scan barcode pada smart card milik jemaah sehingga namanya akan muncul dalam manivest.
Bagi jemaah yang smart card-nya sudah di scan barcode, maka dipersilakan untuk menaiki bus. Jika sudah penuh, maka manivest akan ditutup dan pintu bus akan disegel. Bus akan berangkat menuju Arafah dan pintu bus baru akan dibuka setelah sampai di depan pintu masuk setiap maktab.
Perlu diketahui, dilarang untuk membuka pintu segel kecuali setelah sampai maktab di Arafah. Apabila kedapatan segel robek atau rusak, maka jemaah dalam bus tidak boleh masuk ke Arafah. Dalam perjalanan dari Makkah ke Arafah juga akan ada pemeriksaan (check point) yang dilakukan secara acak oleh pihak keamanan umum.
Adapun maktab adalah para pihak yang membantu Masyariq dalam memberikan layanan kepada jemaah haji Indonesia, dengan total jumlah ada 73 maktab yang melayani jemaah haji Indonesia.