Selain Enak Ternyata Memiliki Fakta Menarik Mengenai nasi jamblangYuk Simak Apa Saja Ya !

Foto
Foto/ Fakta Nasi Jamblang (www.goodnewsfromindonesia.id)
0 Komentar

RadarCirebon.Tv-Indonesia memiliki kekayaan ragam kuliner yang membuat kita selalu takjub karena memiliki perpaduan rasa yang berbeda-beda.

Masing-masing daerah di Indonesia selalu memiliki ciri khas rasa yang unik hingga tampilan yang berbeda.

Salah satu daerah yang punya keberagaman kuliner adalah Cirebon. Kota yang mendapat julukan sebagai Kota Udang atau kota petis ini punya satu kuliner yang sangat unik, yakni nasi jamblang. 

Baca Juga:Lupa ini Dia Cara Menyeting Jam tangan Sport Anda! Simak Disini.1 jenis 2 variasi Buah Naga Yang Bermanfaat Untuk Kesehaan Tubuh KIta.

Mendengar namanya saja, kamu pasti akan menduga-duga seperti apa kuliner yang di anggap sebagai kuliner rakyat ini.

Di balik kelezatannya, nasi jamblang ternyata menyimpan fakta-fakta unik di baliknya. Kira-kira, apa saja faktanya? Kita bahas sama-sama yuk!

1. Di bungkus dengan Daun Jati

Fakta nasi jamblang khas Cirebon yang pertama adalah kuliner ini di sajikan dengan daun jati sebagai pembungkusnya.

Rata-rata kuliner di Indonesia menggunakan daun pisang sebagai pembungkus, tapi tidak dengan nasi jamblang yang menggunakan daun jati.

Alasan utama penggunaan daun jati adalah karena memang daun jati lebih mudah di jumpai dan di dapat secara gratis oleh masyarakat Cirebon.

Alasan lainnya adalah karena daun jati tidak mudah sobek dan bisa membuat makanan tidak cepat basi sehingga makanan bisa tahan lebih lama.

Tidak hanya itu saja, daun jati juga punya banyak khasiat untuk kesehatan, salah satunya adalah bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

2. Sudah Ada Sejak Abad ke-18

Baca Juga:Yuk Atur Pola Makan Kita Dengan Indeks Glikemik ,Biar Kita Makin Sehat !5 Cara Cegah Hiperpigmentasi  Pada Kulit Wajah Wanita Dan Pria.

Fakta nasi jamblang khas Cirebon yang lainnya adalah nasi ini awalnya hanya di peruntukkan bagi para pekerja dan buruh saja.

Nasi jamblang muncul di sekitar tahun 1847. Pada saat itu, Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda.

Di tahun tersebut, Belanda membangun tiga pabrik besar, yakni satu pabrik gula di Plumbon, satu pabrik gula di Gempol, dan satu pabrik spiritus di Palimanan.

Ketiga pabrik besar itu menyerap banyak tenaga kerja sehingga ada banyak pekerja yang berasal dari Cirebon dan sekitarnya.

Pada masa itu masih belum ada penjual nasi karena ada anggapan kalau pamali atau tabu jika masyarakat pribumi menjual nasi.

3. Berawal dari Sedekah Nasi untuk Buruh dan Pekerja

Berhubung tidak ada penjual nasi, maka para pekerja kesulitan mendapat makanan.

Melihat hal tersebut, seorang pengusaha pribumi yang bernama H. Abdul Latief meminta sang istri yang seorang keturunan Tionghoa bernama Tan Piauw Lun atau yang di sapa dengan nama Nyonya Pulung.

Untuk membuatkan nasi bungkusberupa nasi putih dengan lauk yang di bungkus daun jati untuk disedekahkan pada para pekerja. 

Kegiatan ini berlangsung cukup lama dan para pekerja merasa tidak enak karena di beri makanan gratis terus.

Mereka lantas memberikan sedikit uang untuk mengganti biaya bahan baku.Dari sinilah nasi jamblang kemudian mulai di perjualbelikan hingga sekarang.

4. Merupakan Nasi Campur Khas Cirebon

Fakta nasi jamblang khas Cirebon yang terakhir adalah nasi ini sebenarnya termasuk dalam kategori nasi campur.

Nasi jamblang adalah nasi yang di sajikan bersama dengan aneka lauk pauk di dalamnya.

 Jenis lauk pauknya bisa beragam, tapi yang paling banyak di gunakan adalah sambal goreng, semur daging, sate kentang, telur dadar, ikan asin, dan sebagainya.

Nasi dan lauk pauknya tersebut di letakkan di atas daun jati. Jika disantap di tempat, maka piring akan di alasi daun jati, tapi jika di bawa pulang, maka daun jati akan di jadikan sebagai pembungkusnya. 

Itulah sekilas fakta nasi jamblang khas Cirebon yang di sajikan dengan daun jati.

Sekian fakta menraik tentang makanan khas cirebon yang satu ini yang  blm tahu mengenai makan ini akan tetapi banayk beredar di pasaran dan kita belum mengtahui fakta faktanya.

0 Komentar