RADARCIREBON.TV – Memasuki musim haji, maka menjadi penanda akan datangnya Hari Raya Idul Adha. Dengan hal tersebut, penetapan Hari Raya Idul Adha pun juga telah diputuskan melalui sidang isbat yang telah dilakukan pada hari ini, Jum’at (7/6/2024). Adapun agenda dari sidang isbat penetapan 1 Zulhijah 1445 H sebagai berikut.
1. Seminar Posisi Hilal
Mengenai agenda seminar posisi hilal dilakukan terbuka untuk umum dan disiarkan melalui live streaming di channel YouTube Bimas Islam TV yang dilakukan pada pukul 16.00 WIB.
2. Sidang Isbat
Tak seperti seminar posisi hilal yang dilakukan secara terbuka, Sidang Isbat dilakukan secara tertutup dan dilakukan pada pukul 18.15 WIB.
Baca Juga:Memulai Hari dengan Mengonsumsi Asupan Nutrisi yang Baik, Inilah Deretan Ide Sarapan SehatMengonsumsi Camilan Tinggi Serat, Dapat Membantu untuk Melancarkan Pencernaan
3. Konferensi Pers Penetapan 1 Zulhijah 1445 H
Agenda terakhir dari sidang isbat yakni konferensi pers mengenai penetapan 1 Zulhijah 1445 H yang dimulai pada pukul 19.05 WIB. Pada agenda ini, masyarakat bisa mengetahui mengenai hasil dari berlangsungnya sidang isbat.
Hari Raya Idul Adha 1445 H Ditetapkan 17 Juni 2024
Adapun hasil sidang isbat dapat disampaikan sebagai berikut. Dari laman Kemenag, disebutkan jika Pemerintah telah menetapkan 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024 sehingga Hari Raya Idul Adha 1445 H jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
Mengenai hal tersebut dijelaskan, jika penetapan didasarkan pada posisi hilal di seluruh Indonesia, yakni dengan ketinggian hilal berkisar antara 7° 15,82′ hingga 10° 41,09′ dan sudut elongasinya 11° 34,83′ hingga 13° 14,47’. Dengan pelaksanaan rukyatul hilal di 114 lokasi di seluruh wilayah Indonesia.
Data tersebut adalah hisab yang dihitung secara matematis-astronomis yang telah dihimpun oleh Kementerian Agama melalui Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama pada beberapa waktu lalu. Jika berdasarkan hisab, maka data hilal hari ini, telah memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama, menggunakan kriteria visibilitas hilal MABIMS dalam menentukan awal bulan Kamariah, yang mensyaratkan ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.