RADARCIREBON.TV – Setelah mengecam Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Anggota DPR RI Anita Jacoba Gah menjadi perhatian publik.
Anita Jacoba Gah berkali-kali meminta agar jajaran Kemedikbudristek segera diperiksa oleh KPK. Anita Jacoba Gah menyatakan bahwa banyak kejanggalan terjadi di kementerian tersebut.
“Kita semua mengetahui bahwa ada kekurangan anggaran ya Rp 15 triliun, tetapi kalau menurut saya. mari kita koreksi diri. Kenapa ini terjadi, jujur sama diri kita sendiri. Itu banyak anggaran yang sudah diberikan begitu banyak tahun 2024 apakah sudah dipergunakan dengan baik atau tidak,” kata Anita dalam rapat bersama Komisi X DPR kemarin.
Baca Juga:Anggota DPR RI Anita Jacoba Gah Bentak Nadiem Makarim Saat Raker! Ternyata Ini PenyebabnyaBikin Melongo! Ternyata Segini Total Kekayaan Anita Jacoba Gah, Anggota DPR RI yang Bentak Nadiem Markarim
Anggota DPR RI dari dapil Nusa Tenggara Timur II ini tidak puas dengan cara Kemendikbud mengelola anggaran. Ini disebabkan oleh fakta bahwa banyak realisasi anggaran tidak sampai kepada penerima atau peruntukannya di daerah.
Apalagi, dia menyatakan bahwa Kemendikbud tidak pernah mendengarkan masukan dari anggota dewan tentang program dan implementasi setiap rapat kerja.
“Kemarin saya mengatakan bahwa kalau KPK memberikan rekomendasi kepada Kemendikbud harusnya Kemendikbud sadar. Karena apa? Kami anggota dewan, kami sudah bilang setiap rapat banyak persoalan. Lakukan pengawasan, laporkan kepada kami tetapi kami tidak pernah didengar ya kan? Akhirnya sekarang KPK memberikan rekomendasi baru seakan-akan Kemendikbud kayak kebakaran jenggot,” ujar Anita.
Dia kemudian menyoroti masalah program dan anggaran yang dimulai Kemendikbud di dapilnya. Mulai dari tunjangan guru hingga pembangunan 17 bangunan sekolah di Kupang yang tertunda meskipun telah dianggarkan sejak 2021.
Anita juga berbicara tentang masalah pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang tidak juga diselesaikan. Akses ke sekolah masih sulit. Namun, Kemendikbud hanya mempertimbangkan siswa yang tidak berada di daerah 3T yang memiliki akses internet.
“Mana keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Pak Menteri! Saya sangat kecewa,” kata Anita sambil sesekali memukulkan tangan ke meja.
Selain itu, dia berbicara tentang bagaimana dana bos, Program Indonesia Pintar (PIP), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dianggarkan. Banyak penerima yang terdaftar dalam data tetapi tidak pernah menerima hak mereka, kata Anita.
Baca Juga:Diajak Kolaborasi Dalam Sektor Ekonomi Oleh Thailand, Kadin Surabaya: Surabaya Punya Peluang BesarThailand Ajak Kadin Surabaya Perkuat Kerjasama di Sektor Ekonomi
“Kalau Anda turun, turun hanya di dinas, semua jawabannya bagus. Tapi coba turun ke rakyat, turun ke penerima orang tua kalau enggak lihat itu orang tua punya air mata. Omong kosong, nama ada, SK ada, uang nol. Sampai hari ini,” katanya diakhiri dengan nada tinggi.
Oleh karena itu, Anita sampai dua kali meminta pimpinan Komisi X DPR meminta KPK memeriksa anggaran Kemendikbud. Dia juga meminta agar anggaran kementerian yang dipimpin Nadiem itu tidak ditambah pada tahun 2025.
“Saya setuju KPK memberikan rekomendasi, bila perlu kita berikan rekomendasi kepada KPK periksa Kemendikbud, biar kita lihat siapa yang bobrok, siapa yang mencintai negeri ini sebetulnya, wakil rakyat kah atau mereka,” tantang Anita.
Sosok Anita Jacoba Gah
Anita Jacoba Gah adalah seorang politisi Partai Demokrat yang lahir pada 9 Maret 1974. Anita Jacoba Gah adalah anggota DPR RI dari tahun 2004-2009, 2009-2014, dan 2019-2024. Ia adalah anggota PAW dari 2014 hingga 2019 dan menggantikan Jefirstson Richset Riwu Kore sebagai calon wali kota Kupang.
Wanita di Komisi X mewakili wilayah pemilihan Nusa Tenggara Timur II, yang terdiri dari Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao, dan Kota Kupang.
Anita belajar di Sekolah Dasar Negeri 1 Bonipoi dari 1981 hingga 1988, dan kemudian bersekolah di SMP 1 Kupang dari 1988 hingga 1991. Selepas SMP, ia pergi ke SMA Negeri 46 Jakarta dari 1991 hingga 1994.
Kemudian ia pergi ke D3 di Sekola Tinggi Teologi Jakara. Antara tahun 2005 dan 2008, ia memperoleh gelar S1 Ekonomi di STIE Nasional Indonesia. Anita Jacoba Gah juga berpartisipasi dalam kelompok.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua Gerakan Pemuda GPIB EFFatha dan Ketua Pengurus Karang Taruna Kelurahan Pasir Gunung Selatan. Anita Jacoba juga merupakan pengurus dan sekretaris Pengurus Ikatan Guru-guru Seni Suara Indonesia.