Satu setengah bulan setelah relokasi, pedagang kaki lima (PKL) di Puspa Siliwangi mulai buka suara mengenai penurunan omzet yang signifikan sejak pindah ke lokasi baru. Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Kuningan dapat memberikan kebijakan yang pro terhadap pelaku usaha mikro, mengingat dampak yang dirasakan banyak pedagang mulai merugi satu per satu.
Menurut Maman Kadman, seorang sesepuh pedagang yang telah berjualan sejak 1989, relokasi ini menyebabkan banyak PKL merugi, bahkan ada yang sampai menganggur setelah usahanya gagal. Beberapa pedagang terpaksa beralih profesi untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan menutupi cicilan ke perbankan yang biasanya terbayar lancar saat mereka masih berdagang di Pertokoan Siliwangi.
Pedagang mengeluhkan bahwa janji pemerintah untuk menyediakan lapak berukuran 2,5 meter tidak terpenuhi. Selain itu, pembatas berupa tolo-tolo di bagian depan Puspa Siliwangi dinilai mengurangi minat pengunjung untuk parkir dan berbelanja di sana. Pembatas ini membentang rapat dari depan hingga area masuk, yang menurut pantauan RCTV, lebih efektif jika cara ini tidak digunakan.
Baca Juga:Petugas Disdukcapil Jemput Bola Layanan Adminduk – VideoAbraham Sebut Kab. Cirebon Ranking 3 Terendah se-Jabar – Video
Meskipun memiliki sejumlah masukan, Maman mendukung upaya pemerintah untuk menarik lebih banyak pengunjung ke lokasi pusat jajanan ini. Hari Sabtu dan Minggu menjadi waktu yang sangat diharapkan untuk meningkatkan omzet. Maman berharap pemerintah sebagai pengelola Puspa Siliwangi mampu menghadirkan daya tarik di akhir pekan maupun hari biasa, seperti hiburan berkelanjutan dan pelayanan publik Pemkab Kuningan yang bisa digelar rutin di sana.
Minggu pagi saat Car Free Day juga dianggap sebagai peluang peningkatan pengunjung, dengan harapan Puspa Siliwangi menjadi pusat keramaian saat Car Free Day berlangsung. Namun, jika ada kebijakan untuk kembali ke tempat semula di Pertokoan Siliwangi, para pedagang lama seperti Maman dan rekannya siap mengikuti instruksi dan aturan Pemda.