RADARCIREBON.TV Bagi calon mahasiswa, memahami istilah-istilah terkait biaya pendidikan sangatlah penting. Dua istilah yang sering membingungkan adalah uang pangkal dan uang kuliah tunggal (UKT).
Kedua istilah tersebut ramai dibahas baik saat proses pendaftaran maupun proses pembelajaran mahasiswa. Lantas, apa perbedaan uang pangkal dan UKT? Simak selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Uang Pangkal?
Mengutip buku ‘Kebijakan Pendidikan Muhammadiyah: 1911-1942’ yang disusun Farid Setiawan, uang pangkal adalah uang masuk perguruan tinggi di luar UKT yang dibayarkan oleh calon mahasiswa dengan jalur mandiri.
Baca Juga:Gemar Konsumsi Es Batu ? Berikut Bahaya Konsumsi Es Batu Tiap Hari Dapat Gangguan Pada Jantung5 Manfaat Susu Kambing Untuk Kulit Bikin Awet Muda dan Glowing
Uang pangkal atau uang gedung umumnya digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, pengembangan fasilitas kampus, dan operasional awal perkuliahan.
Uang pangkal adalah biaya awal yang harus dibayarkan oleh mahasiswa baru saat pertama kali diterima di perguruan tinggi. Biasanya, biaya ini cukup besar dan jumlahnya bervariasi tergantung pada universitas dan jurusan yang dipilih.
Apa Itu UKT?
UKT adalah sistem pembayaran biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia yang diberlakukan sejak tahun 2013. Sistem pembayaran ini ditetapkan melalui Permendikbud Nomor 55 Tahun 2013 dan direvisi dalam Permenristekdikti Nomor 22 Tahun 2015.
UKT bertujuan untuk memudahkan mahasiswa dengan menyederhanakan biaya pendidikan menjadi satu jumlah tetap yang dibayarkan per semester. UKT dihitung berdasarkan kemampuan ekonomi orang tua atau wali mahasiswa
Sistem pembayaran ini dirancang untuk menghilangkan kekhawatiran mahasiswa terhadap berbagai tagihan yang mungkin muncul selama semester berlangsung. Titik berat dari sistem UKT adalah prinsip subsidi silang. Artinya, mahasiswa dengan kemampuan finansial yang lebih baik akan membayar lebih, begitu pun sebaliknya.
Sistem pembayaran ini dirancang untuk menghilangkan kekhawatiran mahasiswa terhadap berbagai tagihan yang mungkin muncul selama semester berlangsung. Titik berat dari sistem UKT adalah prinsip subsidi silang. Artinya, mahasiswa dengan kemampuan finansial yang lebih baik akan membayar lebih, begitu pun sebaliknya.
Perbedaan Uang Pangkal dan UKT
Meskipun keduanya adalah komponen biaya pendidikan, uang pangkal dan UKT memiliki karakteristik dan tujuan yang sangat berbeda. Berikut penjelasannya:
Baca Juga:5 Manfaat Susus Kambing Etawa Kandungan Nutrisi Untuk Kesehatan5 Berbagai Manfaat Susu Kambing Bagi Kesehatan
1. Waktu Bayar
Uang pangkal adalah biaya sekali bayar yang dibayarkan pada awal masuk kuliah. Sedangkan UKT dibayarkan secara berkala di setiap awal semester.
Uang pangkal umumnya hanya dibayarkan sekali saat pendaftaran atau selama periode daftar ulang, dengan beberapa universitas menawarkan opsi pembayaran angsuran hingga mahasiswa tersebut lulus.
2. Besaran Biaya
Uang pangkal biasanya memiliki jumlah yang lebih besar daripada UKT dan dianggap sebagai kontribusi awal mahasiswa untuk pengembangan infrastruktur dan fasilitas universitas. Besaran uang pangkal ditentukan oleh setiap kampus dan tidak selalu terkait dengan kondisi ekonomi mahasiswa.
Sedangkan UKT adalah biaya yang dibayarkan setiap semester oleh mahasiswa dan ditentukan berdasarkan situasi ekonomi keluarga mereka. Sistem ini mencerminkan upaya universitas untuk menyesuaikan biaya pendidikan dengan kemampuan finansial setiap mahasiswa, dengan tujuan memfasilitasi akses yang lebih luas ke pendidikan tinggi.
3. Tujuan
Uang pangkal bertujuan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, pengembangan fasilitas, dan operasional awal perkuliahan. Sedangkan UKT bertujuan untuk membiayai operasional pendidikan selama masa perkuliahan.
Dengan kata lain, UKT dan uang pangkal mencerminkan dua pendekatan berbeda dalam pendanaan pendidikan tinggi. Uang pangkal lebih berfokus pada investasi awal dalam infrastruktur dan fasilitas yang akan dinikmati oleh seluruh mahasiswa dan staf selama mereka berada di universitas.
Sementara itu UKT lebih menekankan pada kelangsungan pendidikan dan memastikan bahwa semua mahasiswa, tanpa memandang latar belakang ekonomi, dapat melanjutkan studi mereka dengan beban finansial yang lebih ringan