RADARCIREBON.TV – Agoraphobia adalah ketakutan yang timbul ketika individu merasa kesulitan untuk melarikan diri atau meminta pertolongan, terutama dalam ruang publik atau situasi ramai, sehingga mereka seringkali merasa terjebak dan tidak memiliki kendali.
Orang yang mengalami agoraphobia lebih memilih untuk tinggal di rumah daripada keluar dan menghadapi situasi yang dapat memicu ketakutannya, seperti keramaian di pasar atau menggunakan transportasi umum. Selain ketakutan yang dirasakan di ruang publik, penderita agoraphobia juga merasa takut ketika harus berada di luar rumah sendirian.
Gejala Agoraphobia
Ketika berada di lingkungan yang memicu rasa takut dan ketidakamanan, individu yang mengalami agoraphobia umumnya menunjukkan gejala serangan panik dengan manifestasi fisik seperti berikut:
Baca Juga:Mengenal Lebih Jauh Orang yang Punya Kepribadian ISFJKamu Orannya Suka Menyendiri? Awas! Ini Dia 3 Gangguan Kepribadian bagi yang Suka Menyendiri
- – Detak jantung yang meningkat
- – Berkeringat dan gemetar pada tubuh
- – Kesulitan bernapas
- – Sensasi tubuh panas atau dingin
- – Gangguan pencernaan seperti mual atau diare
- – Telinga berdenging
- – Rasa nyeri di dada
- – Kesulitan menelan
- – Pusing
Gejala fisik ini seringkali disertai dengan pemikiran-pemikiran berikut:
- – Rasa takut kehilangan nyawa akibat serangan panik
- – Kekhawatiran tidak bisa melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kecemasan
- – Ketakutan akan penilaian negatif dari orang lain
- – Ketergantungan pada kehadiran orang yang dipercayai untuk menemani mereka
Penanganan Agoraphobia
Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda menunjukkan gejala agoraphobia, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan seorang psikolog atau psikiater. Tujuannya adalah untuk mendapatkan evaluasi menyeluruh baik dari kondisi fisik maupun mental guna menentukan diagnosis yang akurat serta rencana penanganan yang tepat.
Setelah diagnosis agoraphobia ditegakkan, terdapat beberapa pendekatan pengobatan yang umumnya dilakukan:
1. Psikoterapi
Terapi ini bertujuan untuk membantu individu mengatasi dan mengendalikan reaksi mereka terhadap situasi yang memicu kecemasan. Salah satu bentuk terapi yang umum dilakukan adalah terapi perilaku kognitif. Melalui terapi ini, individu diajarkan untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta perilaku yang memperburuk gejala agoraphobia.
2. Penggunaan obat-obatan
Dalam beberapa kasus, psikiater mungkin akan meresepkan obat antidepresan seperti fluoxetine atau sertraline untuk membantu mengontrol gejala kecemasan dan mencegah serangan panik. Selain itu, obat penenang seperti benzodiazepin juga dapat diberikan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang terjadi. Namun, perlu diingat bahwa obat-obatan ini harus dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dokter dan tidak boleh digunakan secara rutin tanpa pengawasan medis yang tepat.