SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Obat Analgetik dapat Mengurangi Pasca Operasi Serta Mengurangi Kram Saat menstruasi !

Foto
foto/Obat analgetik(gudangilmu.farmasetika.com)
0 Komentar

RadarCirebon.Tv–Obat analgetik berguna sebagai pereda nyeri yang di timbulkan oleh radang sendi, cedera, nyeri otot, dan masih banyak lagi.

Obat ini bekerja dengan mengurangi peradangan di tempat yang terasa sakit atau dengan mengubah cara otak memproses serta merasakan sakit.

Obat antinyeri ini terbagi dalam 4 golongan, yaitu paracetamol, salisilat, opioid, dan NSAID.

Baca Juga:5 Cara Untuk Mencegah Infeksi Telinga Pada Anak Anak Sampai Orang Dewasa !Mencegah infeksi telinga pada anak Dengan Mengonsusmi Permen Karet !

Beberapa jenis obat ini bisa di konsumsi bebas, tetapi varian yang lebih kuat wajib dengan resep dokter.

Obat analgetik tersedia dalam berbagai bentuk, antara lain:

  • Obat-obatan oral, seperti tablet, kapsul, dan cairan.
  • Krim topikal, gel, dan salep.
  • Supositoria.

Secara umum memang fungsinya untuk meredakan nyeri dan peradangan. Beberapa contoh kasus dari penggunaan obat ini, yaitu:

  1. Setelah operasi.
  2. Alami cedera, seperti patah tulang.
  3. Serangan nyeri akut, seperti pergelangan kaki terkilir atau sakit kepala.
  4. Kram menstruasi.
  5. Nyeri otot.
  6. Nyeri kronis, seperti radang sendi, kanker, atau nyeri punggung.
  7. Luka bakar.
  8. Sakit gigi, dan masih banyak lagi.

Risiko dari Penggunaan Obat Analgetik

Konsumsi obat antinyeri dan anti-inflamasi ini umumnya aman. Namun, efek samping hingga komplikasi dapat terjadi pada beberapa orang.

Terlebih jika mengonsumsinya terlalu sering, terlalu lama, atau dalam dosis yang sangat besar. Beberapa risikonya, seperti:

  1. Kerusakan organ dalam, seperti hati atau ginjal.
  2. Diare atau sembelit.
  3. Masalah jantung.
  4. Respon hipersensitivitas, yang seperti reaksi alergi.
  5. Mual, sakit perut atau mulas.
  6. Telinga berdenging, atau bahkan tuli.
  7. Sakit maag.

Pada analgetik opioid, gangguan yang dapat timbul kurang-lebih sama. Namun, penggunaan jenis ini perlu pengawasan ketat, sebab dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan rentan di salahgunakan. Masalah ini pun tidak mudah untuk di kenali.

Beberapa gejala saat masalah ini terjadi, antara lain:

  1. Kerap mengonsumsi obat dalam jumlah yang lebih banyak dari seharusnya.
  2. Upaya untuk mengurangi dosis atau berhenti tidak berhasil.
  3. Terus mengonsumsi obat tersebut meskipun terus alami masalah setelahnya.
  4. Mengonsumsinya bahkan dalam situasi yang membutuhkan konsentrasi.
  5. Kesulitan untuk berhenti.

Cara Kerja Obat Analgetik

Baca Juga:Buah Kesemek  Memberikan Manfaat Untuk Mendukung fungsi Penglihatan .Propil Shin Tae-yong sebagai Tim Nasional di Ajang Piala Asia U-23.

Ada dua kelompok utama dari obat antinyeri ini, yaitu analgesik anti-inflamasi dan opioid.

Pada obat anti-inflamasi, fungsinya untuk mengurangi peradangan atau pembengkakan pada area yang sakit. Beberapa contoh jenis obatnya, yaitu:

  • Parasetamol.
  • Aspirin.
  • COX inhibitors.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen.

Untuk jenis opioid analgesik (di sebut juga narkotika), cara kerjanya dengan mengubah persepsi rasa sakit di otak.

Jenis ini dapat berupa alami atau buatan. Tentunya obat ini perlu mendapatkan resep dokter sebelum di konsumsi. Beberapa contoh obatnya, yaitu:

  • Codeine.
  • Fentanyl.
  • Hydrocodone.
  • Meperidine.
  • Methadone.
  • Naloxone or naltrexone.
  • Oxycodone

Kesimpulan : Itu dia beberapa kondisi yang harus kita mengonsumsi Obat analgetik baik dalam bentuk kapsul atau sirup serta dalam bentuk obat apapun.

 

 

 

0 Komentar