RadarCirebon.Tv-Emiten pertambangan batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menyepakati pembagian dividen tunai US$ 800 juta, setara Rp 12,85 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.069 per dolar Amerika Serikat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Rabu (15/5).
Rasio pembagian dividen sebesar 48,74% dari perolehan laba bersih tahun buku 2023. Adaro Energy Indonesia sebelumnya telah membayarkan dividen interim sebesar US$ 400 juta pada 12 Januari 2024.
Sehingga dividen tunai final yang akan di bayarkan yaitu US$ 400 juta, atau Rp 6,42 triliun.
Baca Juga:Perombakan Pada Direksi dan Komisaris PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) .Harga Wuling Motors Indonesia 398 Juta,Setalah Dapat Subsidi dari Pemerintah.
Sementara 51,26% dari sisa laba bersih yaitu US$ 841,43 juta di gunakan sebagai laba di tahan.
Hingga pukul 10.30 WIB, saham Adaro Energy Indonesia terpantau mengalami kontraksi dari level harga penutupan Selasa (14/5) Rp 2.880.
Walau demikian pada awal perdagangan, sahamnya di buka menguat di level Rp 2.860 per saham.
Volume saham yang di perdagangkan tercatat 17,94 juta dengan nilai transaksi Rp 52,25 miliar.
Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 4.329 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 91,8 triliun.
Menurut jejak rekam pembagian saham, ADRO membagikan dividen final kepada para pemegang sahamnya senilai US$ 500 juta.
Nilai ini setara dengan Rp 7,35 triliun dengan kurs saat itu Rp14.700 per dolar Amerika Serikat.
Baca Juga:Selain Nilai Gizi Yang Tinggi, Sayuran Adas Memiliki Banyak Manfaat Untuk Kesehatan,Nilai gizi Sayuran Adas Yang Sering Kita Temukan Dalam Makanan Sandwich.
Adapun, ADRO membukukan laba tahun berjalan yang dapat di atribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 1,64 miliar sepanjang 2023.
Nilai ini setara Rp 25,8 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.719. Laba perusahaan terkontraksi 34,16% jika di bandingkan periode 2022 yaitu US$ 2,49 miliar.
Seiring dengan menurunnya laba, pendapatan usaha ADRO juga merosot 19,5% di 2023 menjadi US$ 6,51 miliar, atau Rp 102,44 triliun.
Padahal tahun sebelumnya perusahaan mampu mencetak pendapatan hingga US$ 8,1 miliar.