Di tengah gempuran jajanan kekinian, masih ada beberapa orang yang setia melestarikan kuliner tradisional.
Salah satunya adalah Mihong, seorang pedagang getuk lindri khas Jawa Tengah yang bersama kelompoknya berjualan di sekitar Cirebon. Berbahan dasar singkong, parutan kelapa, dan gula pasir, rasa dari makanan ini cenderung manis legit, serta bertekstur lembut dan juga kenyal.
Salah satu pedagang jajanan tradisional seperti getuk lindri makin jarang dapat kita temui. Mereka memiliki ciri khas dengan gerobak dilengkapi toa yang biasa disebut “abaan”, memperdengarkan musik pop hingga dangdut untuk menarik perhatian pembelinya saat mereka berkeliling. Jajanan yang berasal dari Jawa Tengah ini memiliki tekstur yang lembut dan kenyal serta rasanya yang cenderung manis, sangat cocok sebagai teman minum teh ataupun kopi.
Baca Juga:Mancing Bareng Relawan Di Saluran Irigasi Cikulak – VideoDisdukcapil Akan Kembali Usulkan Dana Hibah – Video
Getuk lindri berasal dari olahan singkong yang direbus, lalu ditumbuk dan diberi pewarna makanan sesuai selera, yang kemudian dibentuk sedemikian rupa. Biasanya ditambahkan juga parutan kelapa dan gula pasir sebagai pelengkapnya. Kini, dapat dihitung dengan jari, orang yang masih setia menjajakan getuk lindri secara tradisional, seperti Mihong dan kelompok jualannya yang masih bertahan ditengah gempuran jajanan kekinian.
Pedagang getuk lindri, Mihong, menuturkan, sudah dari tahun 2010 ia bermigrasi dari kota asalnya di Sragen untuk berjualan getuk lindri di Cirebon. Tak hanya sendirian, ia tergabung dalam kelompok penjual getuk lindri dengan beranggotakan 8 orang, yang tidak hanya berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Indramayu. Mereka tiap harinya berproduksi di daerah Wirasari, di belakang Pasar Gunung Sari.
Mulai dari harga 2000 per buah, Anda dapat menikmati jajanan tradisional yang dijajakan para pedagang getuk lindri yang mulai berjualan sejak pukul 8 pagi. Biasanya mereka mulai berangkat dari Gunung Sari, menuju Mundu, Plumbon, Perum, Plered, hingga Sumber.