RADARCIREBON.TV– Jagat maya tengah dihebohkan dengan hadirnya inovasi ASI Bubuk.
Kabar ASI Bubuk yang kini tengah hangat dibicarakan berawal dari unggahan seorang influencer tanar air.
Hal yang tidak pernah terpikirkan banyak orang mengenai ASI Bubuk tersebut sontak mendapat sorotan banyak pihak.
Baca Juga:Hidupi 6 Juta Nyawa Manusia, Vaksin Astrazeneca Nyatakan Pamit Selamanya, Berikut Alasannya…Uni Eropa Cabut Izin Penggunaan Retinol Dosis Tinggi di Kandungan Skincare Komersil, Ini Alasannya…
Sumber kehidupan utama sang jabang bayi tersebut uniknya diproses layaknya proses pembubukan susu hewani.
ASI Bubuk yang diolah dengan proses freeze-drying tersebut mengundang perhatian. Menanggapi hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) buka suara.
Melansir kumparan, proses ASI Bubuk tersebut dinamakan freeze-drying yang caranya hampir sama dengan proses membuat susuk bubuk.
Bagaimana pandangan dunia kesehatan dan agama menyikapi fenomena ASI Bubuk?
Proses Freeze-drying pada pembuatan susu bubuk
Proses freeze-drying atau pengeringan beku adalah metode pengeringan yang digunakan untuk menghilangkan kadar air dari bahan pangan
dengan mengkristalkan air dalam bahan tersebut dan menghilangkan air yang terperangkap dengan sublimasi.
Freeze-drying sering digunakan dalam pembuatan susu bubuk karena dapat mempertahankan nutrisi dan cita rasa susu yang lebih baik dibandingkan dengan metode pengeringan lainnya.
Proses freeze-drying dimulai dengan pembekuan susu cair.
Susu cair didinginkan hingga suhu yang sangat rendah, biasanya di bawah titik beku air, yang membuat air dalam susu membeku dan membentuk kristal es.
Baca Juga:Korlantas Kini Kirim Surat Tilang Jalur Whatsapp, Catat dan Hafal Nomor ResminyaImplementasi Smart City IKN, Kenalkan Layanan Kereta Tanpa Rel dan Mobil Terbang
Setelah pembekuan, susu beku dipindahkan ke dalam ruang vakum di dalam mesin freeze-dryer.
Proses sublimasi berlangsung dalam beberapa tahap, di mana air yang terperangkap dalam kristal es secara bertahap menguap, meninggalkan susu dalam bentuk padat.
Proses ini memakan waktu yang relatif lama, tergantung pada ketebalan susu beku dan kondisi operasional mesin freeze-dryer.
Setelah proses sublimasi selesai, susu bubuk hasil freeze-drying dianggap stabil secara kimia dan biologis karena kadar airnya sangat rendah.
Hasil akhirnya adalah susu bubuk dengan konsistensi ringan, pori-pori mikro, dan berukuran partikel yang seragam.
Susu bubuk ini dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan susu cair tanpa kehilangan nutrisi atau cita rasanya.
Freeze-drying pada ASI Bubuk
Menanggapi viralnya ASI Bubuk, IDAI buka suara melalui Ketua Satgas ASI IDAI, DR dr Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K), ASI Bubuk memang dapat mempertahankan masa pakai ASI serta mempertahankan struktur molekul ASI itu sendiri.
Namun dengan proses yang memakai suhu tingkat tinggi, dapat merusak rasa dan kualitas ASI itu sendiri.
Tak hanya itu, ASI Bubuk juga belum ada dari segi penelitian. Ia mengungkap jika ASI Bubuk belum tentu dapat menjadi alternatif bagi para ibu yang ingin tetap memberikan asupan terbaik untuk sang buah hati, mengingat prosesnya yang dapat merusak nutrisi cairan susu tersebut.
Secara nutrisi, meskipun proses freeze-drying mempertahankan nutrisi yang lebih baik daripada metode pengeringan lainnya, beberapa nutrisi rentan terhadap kerusakan selama proses ini.
Misalnya, beberapa vitamin dan antioksidan dapat terdegradasi atau hilang dalam jumlah yang signifikan selama pembekuan dan sublimasi.
Namun, produsen sering mengatasi masalah ini dengan menambahkan nutrisi tambahan ke dalam produk susu bubuk
atau memilih metode pengeringan yang lebih cocok untuk bahan pangan tertentu.
Selain itu, aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah penggunaan bahan kimia dalam proses freeze-drying.
Beberapa bahan pengemas atau pengawet mungkin diperlukan untuk mempertahankan kualitas produk akhir, dan penggunaan bahan-bahan ini
dapat memiliki dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
ASI Bubuk dalam Kacamata Agama
Kabar ASI Bubuk juga mendapat perhatian dari kacamata Agama. Ketua Satgas ASI IDAI itu juga menjelaskan hubungan antara ibu dengan sang anak.
Ikatan mahram yang terjalin saat proses menyusui atau Radha’ah pada ibu dan anak.