Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Cirebon telah mengadakan Rembug Stunting tahun 2024 dengan tema “Sigap Bertindak, Seleksi, Dampingi Aksi untuk Penanggulangan Stunting”. Kegiatan ini diinisiasi oleh DP3APPKB di ruang Gotrasawala Bapelitbangda Kota Cirebon dan dihadiri oleh sejumlah pejabat, termasuk PJ Walikota Cirebon, PJ Sekda, perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, unsur SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon, dan unsur penta-helix.
Rembug Stunting menjadi langkah penting untuk memastikan adanya komitmen dan integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antara pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat.
PJ Walikota Cirebon, Agus Mulyadi, menekankan bahwa penanggulangan stunting adalah agenda penting pembangunan nasional. Pemerintah Kota terus berupaya agar tidak lagi ada balita lahir stunting di Kota Cirebon, dan keluarga berisiko stunting harus mendapatkan pendampingan dari berbagai sektor untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai pemeliharaan kesehatan anggota keluarganya sejak pra nikah.
Baca Juga:Bupati Segera Tandatangani SK Perpanjangan Masa Jabatan Kuwu – VideoBupati Imron Salurkan Insentif Dana Bagi Hasil PBB – Video
Berdasarkan pencatatan rutin di posyandu, angka prevalensi stunting terus mengalami penurunan sejak tahun 2021, yaitu sebesar 13,04 persen pada tahun 2021, 12,8 persen pada tahun 2022, dan 11,66 persen pada tahun 2023. Kepala DP3APPKB Kota Cirebon, Suwarso Budi Winarno, memfokuskan dua hal, yaitu pencegahan stunting baru dan tidak mengabaikan stunting yang sudah ada.
Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah melakukan 8 aksi konvergensi, termasuk analisis situasi, penyusunan rencana kegiatan, rembug stunting, penerbitan peraturan kepala daerah terkait stunting, pembinaan kader pembangunan manusia (KPM) dan tim pendamping keluarga (TPK), sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data stunting, serta review kinerja stunting. Diharapkan hal ini dapat mendorong percepatan penurunan stunting dengan target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024.