Di Desa Pakusamben, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, sebuah integrated farm atau kawasan peternakan terpadu dibangun pada hari Kamis pagi. Keberadaan kawasan peternakan ini dianggap mampu menghemat lahan yang seharusnya membutuhkan lahan normal sekitar 8 hektar.
Pemerintah Desa Pakusamben membangun kawasan peternakan yang terintegrasi mulai dari peternakan ikan nila dan gurame, aquaponik, lalat BFC, magot, peternakan ayam, serta pembuatan pupuk organik. Kawasan peternakan ini, dengan memanfaatkan teknologi modern, mampu menghemat lahan yang seharusnya membutuhkan lahan normal sekitar 8 hektar.
Kuwu Desa Pakusamben, Arif Solihun, mengungkapkan bahwa ide membangun kawasan peternakan terintegrasi bermula dari potensi bagaimana membuat produk ketahanan pangan dengan lahan yang minim namun bisa dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu, pemerintah desa juga berusaha agar dalam kawasan ini juga bisa memanfaatkan sampah organik dari masyarakat.
Baca Juga:Seblak Ijo Viral Di Sosial Media – VideoMou Penanganan Sampah & Tambah Kontainer Penampungan – Video
Untuk menciptakan kawasan tersebut, pihaknya sengaja mengundang konsultan khusus dari Surabaya. Setelah diaplikasikan dengan lahan seluas sekitar 300 meter, bisa dibangun 8 kolam ikan nila dan gurami, peternakan ayam kampung, peternakan lalat Black Soldier Fly (BSF) atau sering disebut lalat tentara hitam, magot, aquaponik, serta pembuatan pupuk organik.
Penamaan kawasan peternakan terintegrasi karena antara satu jenis kegiatan dengan kegiatan lainnya saling berkesinambungan. Seperti lalat BSF bertelur bisa dikembangkan untuk magot, magot selain untuk pakan ikan dan ayam juga bisa dikembangkan menjadi lalat BSF, dalam ternak ayam kotorannya untuk pakan magot dan ternak ikan juga dengan menggunakan teknologi modern.