RADARCIREBON.TV – Di sebuah dusun yang tenang di Simpang Pujud, Riau, terjadi sebuah peristiwa yang menggemparkan masyarakat setempat.
Seorang bocah berusia 11 tahun, Baihaki, nyaris kehilangan nyawanya akibat ulah ibu tirinya, Riwanti, yang berusia 35 tahun.
Kejadian ini terungkap ketika Baihaki mengalami kejang-kejang setelah meminum G*lda Coffee, sebuah kopi susu kemasan botol yang diberikan oleh ibu tirinya.
Baca Juga:Reuni Keluarga Besar Alumni KNPI Kota Cirebon, Bertekad Muncul Pemimpin Kota Cirebon dari Generasi KNPITingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Pelaporan SPT Meningkat
Paman Baihaki, Masmin, yang mendapat kabar dari istrinya tentang kondisi keponakannya, segera bergegas pulang dan menemukan Baihaki dalam keadaan yang memprihatinkan.
Tanpa buang waktu, Masmin dan istrinya membawa Baihaki ke Rumah Sakit Ibunda di Bagan Batu, di mana Baihaki mendapatkan pertolongan medis yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawanya.
Ditambahkannya, dari hasil pemeriksaan, adapun pemicu pelaku melakukan hal tersebut kepada anak tirinya, lantaran sakit hati kepada suaminya.
“Pemicunya sakit hati sama suaminya. Karena setiap diajak pulang kampung, suaminya selalu menolak. Hal itu yang memicu pelaku ingin membunuh anak tirinya,” tambahnya.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa Baihaki keracunan racun tikus yang dicampurkan ke dalam minuman kopi oleh Riwanti. Polsek Pujud, yang menangani kasus ini, telah menetapkan Riwanti sebagai tersangka percobaan pembunuhan.
Kapolres Rohil, AKBP Andrian Pramudianto, membenarkan adanya kasus tersebut dan menyatakan bahwa pelaku telah ditahan di Polsek Pujud.
Insiden ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat tentang bahaya kekerasan dalam rumah tangga dan pentingnya perlindungan anak. Baihaki, yang beruntung masih bisa bercerita, kini menjadi simbol ketahanan dan kekuatan hati seorang anak di tengah cobaan yang mengerikan.
Baca Juga:Bocah 4 Tahun Meninggal Akibat Terjatuh ke Sumur Sedalam 20 Meter di Bandung BaratKecelakaan Maut Mobil dan Kereta Api, Korban Tewas bertambah jadi 4 Orang
Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap motif di balik tindakan Riwanti. Masyarakat Simpang Pujud, dan Indonesia pada umumnya, diharapkan dapat mengambil pelajaran dari tragedi ini untuk lebih waspada dan melindungi anak-anak dari kekerasan.