RadarCirebon.TV–Osteoporosis adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi rapuh sehingga berisiko lebih tinggi untuk terjadinya fraktur (pecah atau retak) di bandingkan tulang yang normal.
Osteoporosis terjadi karena ketidak seimbangan antara pembentukan tulang baru dan resorpsi tulang tua.
Osteoporosis biasanya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala khusus sampai akhirnya terjadi fraktur.
Baca Juga:Produk Skincare di Buat dari Lendir Bekicot ? Bagaimana Caranya,Yuk Simak Manfaat Lendir Bekicot.Mengonsumsi Bekicot SalahhSatunya Mengurangi Risiko Terkena Serangan Jantung !
Karena inilah osteoporosis sering di sebut sebagai ‘silent disease’. Faktor-faktor risiko terjadinya osteoporosis adalah alkohol.
Merokok, BMI kurang, kurang gizi, kurang olahraga, jatuh berulang, riwayat keluarga, menopause, penggunaan kortikosteroid, dan rematoid arthritis.
Karena puncak kepadatan tulang di capai pada sekitar usia 25 tahun, maka sangatlah penting untuk membangun tulang yang kuat di sepanjang usia.
Sehingga tulang-tulang akan tetap kuat di kemudian hari. Asupan kalsium yang memadai merupakan bagian penting untuk membangun tulang yang kuat.
Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru di ketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.
Osteoporosis bisa di alami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa.
Namun, osteoporosis lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause.
Baca Juga:Pertumbuhan Pendapatan Lebih Kuat dan Meningkat dengan Sektor Telekomunikasi .4 Tips Untuk Mengurangi Sugar craving Untuk Diri Sendiri dan Orang Di Sekitar.
Kondisi ini di sebabkan oleh berkurangnya kadar hormon estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang.
1.Penyebab dan Gejala Osteoporosis
Osteoporosis di sebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi tulang sehingga kepadatan tulang berkurang.
Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya akan di mulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun.
Selain faktor usia, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
Seperti kekurangan vitamin D, gangguan hormon, jarang berolahraga, konsumsi obat-obatan tertentu, serta kebiasaan merokok.
Osteoporosis di pengaruhi oleh kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi tulang.
Yaitu proses penggantian sel tulang yang lama dan rapuh menjadi sel tulang yang baru.
Di usia muda, kemampuan regenerasi tulang masih baik sehingga sel-sel baru lebih cepat terbentuk.
Akan tetapi, kemampuan regenerasi ini akan menurun seiring bertambahnya usia.
Osteoporosis terjadi bila kepadatan tulang tidak terbentuk dan terjaga dengan baik sejak usia muda.
2.Gejala
Osteoporosis terjadi secara bertahap dan sering kali tidak di iringi gejala apa pun.
Namun, saat kepadatan tulang makin berkurang, salah satu gejala yang bisa muncul adalah patah tulang yang mudah terjadi meski hanya terkena benturan atau tekanan ringan.
Selain rasa sakit ketika tulang patah dan retak, penderita osteoporosis juga dapat mengalami gejala berikut :
- Postur tubuh membungkuk.
- Penyusutan tinggi badan.
- Nyeri punggung akibat tulang belakang patah.
Salah satu komplikasi dari osteoporosis adalah patah tulang, terutama di tulang belakang dan tulang pinggul.
Patah tulang dapat menyebabkan nyeri, gangguan dalam bergerak, dan penurunan produktivitas.
Untuk mencegah terjadinya osteoporosis, langkah utama yang harus di lakukan adalah menghindari atau mengatasi faktor risikonya.
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
- Berolahraga secara rutin, termasuk olahraga angkat beban.
- Mengonsumsi makanan tinggi kalsium dan vitamin D, atau mengonsumsi suplemen bila perlu.
- Berhenti merokok
- Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
- Tidak mengonsumsi obat tanpa saran dokter, terutama obat kortikosteroid.
Khusus pada wanita yang sudah menopause atau yang berusia lanjut, pencegahan bisa di lakukan dengan menjalani kontrol rutin ke dokter.
Bila di perlukan, dokter juga dapat menyarankan terapi penggantian hormon untuk mencegah osteoporosis.
Demikian informasi mengenai penyebab penyakit osteoporosis beserta pencegahannya,semoga bermanfaat informasinya baik untuk yang sudah menderita atau belum mengidap penyakit osteoporosis.