RadarCirebon.Tv-Emisi gas rumah kaca (GRK) merupakan isu global yang semakin mendesak (Watkins & Durning, 2012).
Peningkatan emisi GRK karena adanya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O) di atmosfer.
Hal ini menyebabkan dampak lingkungan, termasuk pemanasan global.
Efek rumah kaca menyebabkan pemanasan global dengan efek pantulan dan penyerapan gelombang panjang yang bersifat panas.
Penyebab Emisi Gas Rumah Kaca
1.Aktivitas Pembakaran Fosil
Baca Juga:Untuk Sektor Pertanian Gas Metana Yang di Keluarkan di Wilayah Asia 51 Kilogram Per tahun.Pemarinta Mengumumkan Mengukur Efek Rumah Kaca dengan Standar ISO 14080.
Pembakaran bahan bakar fosil merupakan salah satu penyebab utama dari emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2) (Sciences, 2014).
Batu bara, minyak bumi, dan gas alam di gunakan secara luas sebagai sumber energi dalam industri, transportasi, dan pembangkit listrik.
Proses pembakaran ini menghasilkan CO2 sebagai produk sampingan, yang kemudian di lepaskan ke atmosfer dan berkontribusi pada peningkatan efek rumah kaca.
Selain CO2, pembakaran bahan bakar fosil juga menghasilkan gas lain seperti sulfur di oksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel debu.
Meskipun gas-gas ini bukan termasuk gas rumah kaca utama, mereka dapat berkontribusi terhadap polusi udara dan membentuk asam hujan, yang dapat merusak ekosistem dan kesehatan manusia.
Penggunaan kendaraan bermotor, terutama yang berbahan bakar bensin dan diesel, menjadi penyumbang emisi CO2 terbesar dari sektor transportasi.
Mesin pembakaran dalam kendaraan mengkonsumsi bahan bakar fosil dan menghasilkan emisi CO2 serta polutan lainnya ke udara.
Baca Juga:Net Zero Emissions Yang Akan di Kembangkan Oleh Pemda Kota Bogor Serta PT PLN.Senang Mendengarnya ! Angkot Listrik Di Uji Coba Di Kota Bogor ,Ini Kata Kepala Dishub Kota Bogor.
Kenaikan jumlah kendaraan bermotor dan kurangnya infrastruktur transportasi berkelanjutan menjadi tantangan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi.
2.Pertanian
Pertanian adalah sektor penting dalam perekonomian global, namun juga merupakan penyumbang signifikan emisi gas rumah kaca (Szyba & Mikulik, 2022).
Produksi hewan ternak, khususnya sapi dan domba, menjadi salah satu penyebab utama emisi metana.
Proses pencernaan ruminansia, yaitu fermentasi di dalam perut hewan, menghasilkan gas metana yang kemudian dilepaskan ke atmosfer.
Selain itu, penggunaan pupuk kimia dalam pertanian juga berkontribusi pada emisi gas rumah kaca.
Pupuk kimia, seperti urea, melepaskan nitrogen oksida saat terdekomposisi di tanah.
Gas nitrogen oksida ini memiliki potensi pemanasan global yang lebih tinggi di bandingkan CO2, meskipun konsentrasinya di atmosfer lebih rendah.
Sistem irigasi pertanian juga dapat menyebabkan emisi metana dan nitrogen oksida.
Dalam kondisi tanah yang basah atau genangan air, bakteri anaerobik menghasilkan metana sebagai produk sampingan dari proses dekomposisi organik dan reduksi nitrat.
3.Penggundulan Hutan
Penggundulan hutan adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim global karena menghilangkan penyerap CO2 dan melepaskan karbon yang di simpan dalam biomassa pohon ke atmosfer (Sinaga & Foekh, 2021).
Selain itu, proses pembakaran hutan, baik yang disengaja maupun tidak sengaja, menghasilkan emisi GHG yang signifikan.
Selama proses penggundulan, biomassa pohon yang ditebang mengalami dekomposisi alami, menghasilkan gas metana dan karbon di oksida.
Penebangan pohon juga mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap CO2 melalui fotosintesis, sehingga meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Selain itu, penggundulan hutan juga mengancam keanekaragaman hayati dan mengurangi kapasitas ekosistem untuk menyimpan karbon.
Kerusakan hutan dapat menyebabkan perubahan iklim lebih lanjut melalui albedo permukaan tanah yang berubah dan perubahan siklus air regional
4.Industri
Industri merupakan sektor ekonomi yang membutuhkan energi dalam jumlah besar, yang seringkali di peroleh dari pembakaran bahan bakar fosil (Mikhaylov et al., 2020).
Proses produksi semen, misalnya, membutuhkan pembakaran batu kapur dan batubara, yang menghasilkan emisi CO2 sebagai produk sampingan.
Produksi baja juga merupakan penyumbang emisi GHG yang signifikan.
Proses peleburan bijih besi dengan kokas batubara di dalam tanur tinggi menghasilkan emisi CO2 dan gas lainnya seperti karbon monoksida dan hidrokarbon.
Selain itu, industri kimia dan petrokimia juga menghasilkan emisi gas rumah kaca melalui proses kimia yang melibatkan reaksi oksidasi dan dekomposisi molekul organik.
Emisi gas rumah kaca dari industri ini tidak hanya berasal dari pembakaran bahan bakar, tetapi juga dari proses kimia itself.
Itu dia beberapa yang menyebabkan efek rumah kaca semakin bertambah dan bisa menimbulkan pemanasan global.