RADARCIREBON.TV – Baru-baru ini, jagat media sosial Indonesia dihebohkan dengan kasus dugaan penyalahgunaan beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang melibatkan beberapa selebgram dan TikTokers.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah trio kembar Dita, Dina, dan Dini, yang lebih dikenal sebagai D3kembar di platform TikTok.
Menurut laporan yang beredar, D3kembar diduga menyalahgunakan beasiswa KIP-K yang seharusnya diperuntukkan bagi mahasiswa yang kurang mampu.
Baca Juga:Dua Pria 'Terciduk' Bea Cukai Lantaran Simpan Uang Rp 5,3 Miliar dalam BantalSeorang Tukang Parkir di Jambi Bunuh Rekan Kerjanya Usai Cekcok
Kontroversi ini bermula ketika akun Instagram @riansayzn mengungkap beberapa nama mahasiswa yang diduga hidup bergaya hedon sambil menerima beasiswa KIP-K. Dalam unggahan tersebut, D3kembar disebut-sebut dan menjadi viral.
Dugaan ini semakin menguat ketika terungkap bahwa dua dari tiga bersaudara tersebut, Dini Diahsari dan Dina Anggraeni, diisukan menerima beasiswa KIP-K di universitas mereka.
Isu ini cepat menyebar di media sosial dan menjadi trending topic, memicu reaksi keras dari netizen yang menuntut keadilan dan transparansi dalam pemberian beasiswa.
Sebelumnya, kasus serupa juga menyeret nama Cantika Mutiara Johani dan Nadhira Dwi Puspita, mahasiswi Universitas Diponegoro, yang mengundurkan diri dari penerima beasiswa KIP-K setelah mendapat sorotan publik karena gaya hidup yang dianggap tidak sesuai dengan kriteria penerima beasiswa tersebut.
D3kembar, yang dikenal karena konten dance mereka yang kompak dan asyik, belum memberikan tanggapan resmi mengenai tuduhan ini.
Namun, kasus ini telah membuka diskusi lebih luas mengenai sistem pemberian beasiswa di Indonesia dan bagaimana sosial media dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap isu-isu sosial.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum memberikan pernyataan resmi mengenai kasus ini.
Baca Juga:Sempat Kabur, Pengemudi Mobil Dinas Polri Tabrak Pengendara MotorBelasan Lembu Tewas dalam Sekejap Akibat Tersambar Petir
Namun, banyak yang berharap akan ada investigasi lebih lanjut untuk memastikan bahwa beasiswa KIP-K benar-benar diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya.
Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa beasiswa adalah bantuan pendidikan yang harus dikelola dengan integritas dan keadilan. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci agar program seperti KIP-K dapat berjalan sesuai dengan tujuannya untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan.