RADARCIREBON.TV – Dalam perkembangan terkini yang mengejutkan, lebih dari 100 gerai KFC di Malaysia telah ditutup sebagai respons terhadap boikot yang dilakukan oleh masyarakat pro-Palestina.
Boikot ini merupakan bagian dari reaksi global terhadap perusahaan-perusahaan yang dianggap mendukung kebijakan pro-Zionis.
Boikot terhadap KFC di Malaysia ini adalah bagian dari gerakan yang lebih luas yang juga menargetkan perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti McDonald’s dan Starbucks.
Baca Juga:Pengemudi Ayla Mengamuk Marah Besar Karena Kesalahan Pengisian BBMMobil Damkar Jadi Sasaran Amuk Warga Akibat Telat Datang
Gerakan ini dipicu oleh konflik berkepanjangan di Gaza dan telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Dampak Ekonomi
Penutupan gerai-gerai ini telah memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi lokal. KFC, yang merupakan rantai makanan cepat saji asal Amerika Serikat, telah terpaksa mengambil langkah ini karena kondisi ekonomi yang menantang.
Menurut laporan, penutupan sementara ini telah mempengaruhi karyawan, dengan sebagian diberikan opsi untuk pindah ke gerai yang lebih sibuk.
QSR Brands, pemilik dan pengelola waralaba KFC di Malaysia, telah mengeluarkan pernyataan bahwa penutupan ini adalah bagian dari upaya re-optimisasi untuk mengelola biaya bisnis yang meningkat dan fokus pada zona perdagangan dengan keterlibatan pelanggan yang lebih tinggi.
Mereka juga menekankan bahwa sebagai perusahaan yang telah melayani masyarakat Malaysia selama lebih dari 50 tahun, mereka tetap fokus pada penyediaan produk dan layanan berkualitas.
Kesimpulan
Penutupan gerai KFC di Malaysia ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh gerakan boikot konsumen terhadap operasi bisnis global.
Ini juga menggarisbawahi pentingnya memahami dinamika sosial-politik lokal dalam menjalankan bisnis di skala internasional.
Baca Juga:Kejadian Mencekam di Banyuwangi: Pria Disabet Saat Tahlilan, Ini Penyebabnya! Sinopsis Film "Civil War" Kisah Jurnalis Pemberani Melintasi dan Meliput Kekacauan
Dengan situasi yang terus berkembang, akan menarik untuk melihat bagaimana perusahaan-perusahaan besar lainnya merespons tekanan serupa di masa depan.