RADARCIREBON.TV– Google Doodle berhias tari rangkuk alu, tarian khas masyarakat Manggarai, Flores.
Sering mengganti tema untuk display, google doodle kali ini memperkenalkan salah satu budaya Indonesia.
Tarian yang diperkenal google tersebut merupakan sebuah permainan tradisional masyarakat Manggarai, Flores.
Baca Juga:Persiapan Tes BUMN Tahap 1, Yuk Simak Gambaran Soal dan Capaian Nilai Minimal LolosSafe Exam Browser BUMN, Berikut Prosedur Instal Aplikasi dan Link Download
Mengenal sejarah tari rangkuk alu, ini merupakan salah satu permainan anak muda masyarakat Manggarai.
Biasanya permainan tersebut dimainkan ketika hasil bumi melimpah ruah atau saat datang bulan purnama.
Para remaja, khususnya anak-anak akan berkumpul di sebuah lapangan, kemudian para remaja putra menyusun beberapa bambu yang kemudian dilompati oleh remaja putri.
Tambah meriah, gerakan tarian tersebut diiringi oleh musik serta lagu daerah yang akan mengeluarkan bunyi-bunyi khas.
Tari rangkuk alu juga menggambarkan masa muda masyarakat setempat yang penuh dengan riang gembira, kebersamaan, kasih sayang, dan persatuan antar warga.
Namun ada fakta unik lain dibalik google doodle hari ini.
Selain memajang salah satu budaya nusantara, 29 April 2024 juga bertepatan dengan peringatan hari Posyandu Nasional.
Baca Juga:Hindari Kecurangan, Seleksi BUMN 2024 Pakai Sistem Tes Terbaru, Apa Itu?Erick Thohir Protes ke AFC Imbas Keputusan Pertandingan Piala Asia U23 Indonesia vs Qatar
Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan terhadap kesehatan serta tumbuh kembang anak.
Posyandu memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang sehat serta memperbaiki gizi.
Sejarah peringatan Hari Posyandu Nasional 29 April tak lepas dari kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Dibentuk pertama kali di Yogyakarta pada 1984, pelayanan Posyandu berfokus pada kesehatan ibu dan anak dengan tujuan mensejahterakan ibu hamil dan kanak-kanak.
Dari tujuan tersebut Posyandu berhasil menurunkan angka kematian ibu hamil dan anak-anak di berbagai daerah.
Tak hanya itu, dibalik perayaan google doodle hari ini ternyata memperingati Hari Tari Internasional yang jatuh pada 29 April 2024.
Adanya peringatan tersebut bertujuan untuk mengapresiasi bakat serta kemampuan para penari di seluruh dunia.
Pemilihan tanggal 29 April tersebut juga berawal dari seorang koreografer sekaligus pencetus balet modern, Jean- Georges Noverre.
Google Doodle adalah modifikasi sementara pada logo Google di halaman pencarian utama
untuk memperingati hari libur, acara, prestasi, dan tokoh kehidupan nyata yang penting.
Doodle pertama kali dibuat pada tahun 1998 oleh para pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin,
untuk menghadiri festival Burning Man di Nevada. Sejak saat itu, Google Doodle telah menjadi tradisi untuk merayakan berbagai momen penting.
Google Doodle memiliki beberapa dampak positif.
Pertama, Doodle dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hari libur, acara, dan tokoh penting yang mungkin belum mereka ketahui.
Doodle yang interaktif dan menarik secara visual membuat orang ingin mencari tahu lebih lanjut tentang topik yang disorot.
Kedua, Google Doodle dapat dilihat sebagai penghargaan kepada para tokoh dan pencapaian yang dirayakan.
Doodle yang kreatif dan penuh pertimbangan menunjukkan rasa hormat Google terhadap warisan dan kontribusi para tokoh tersebut.
Doodle tidak hanya sekadar gambar statis. Google Doodle bisa berupa animasi interaktif, permainan mini, dan bahkan karya seni yang rumit.
Doodle interaktif ini memungkinkan pengguna untuk terlibat dengan konten dan mempelajari lebih lanjut tentang momen yang sedang dirayakan.
Google Doodle berhias tari rangkuk alu, tarian khas masyarakat Manggarai, Flores.
Sering mengganti tema untuk display, google doodle kali ini memperkenalkan salah satu budaya Indonesia.
Tarian yang diperkenal google tersebut merupakan sebuah permainan tradisional masyarakat Manggarai, Flores.
Mengenal sejarah tari rangkuk alu, ini merupakan salah satu permainan anak muda masyarakat Manggarai.
Biasanya permainan tersebut dimainkan ketika hasil bumi melimpah ruah atau saat datang bulan purnama.
Para remaja, khususnya anak-anak akan berkumpul di sebuah lapangan, kemudian para remaja putra menyusun beberapa bambu yang kemudian dilompati oleh remaja putri.