Masjid Pejlagrahan, sebagai masjid tertua di Cirebon, memiliki sejarah yang kaya dan berperan penting dalam penyebaran agama Islam serta menjadi tempat pengajaran bagi penduduk setempat. Didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada tahun 1431 M, mesjid ini telah mengalami beberapa kali pemugaran tetapi tetap kokoh berdiri di pemukiman penduduk Sitimulya Kasepuhan Kota Cirebon.
Meskipun telah mengalami pemugaran, beberapa bagian bangunan Masjid Pejlagrahan masih mempertahankan keasliannya, seperti prasasti Toya Raga, kursi imam, mimbar, tiang penyangga utama, pintu penyambung shaf laki-laki dan perempuan, dua buah jembangan, sumur, dekorasi mangkok asal Tiongkok, serta memo asli yang digunakan sejak awal pendiriannya.
Sejak tahun 2022, Ratu Yani Martawijaya, keturunan dari Pangeran Urip Martawijaya yang pernah menjadi patih Keraton Kasepuhan, ditetapkan sebagai juru pelihara Masjid Pejlagrahan. Tugasnya adalah menjaga dan memelihara masjid tersebut sebagai objek cagar budaya. Selain itu, ia juga membantu memediasi warga yang ingin mengunjungi masjid tersebut, baik untuk keperluan spiritual maupun diskusi ilmiah terkait sejarahnya.
Baca Juga:Tradisi Ngunjung Buyut Cabuk Desa Warukawung – VideoPeringatan Haul Syekh Kilobama – Video
Hingga kini, Masjid Pejlagrahan masih digunakan sebagai tempat shalat lima waktu bagi warga sekitar. Pada malam Jumat Kliwon setiap bulannya, masjid ini sering mengadakan kegiatan tawasulan yang dihadiri oleh warga sekitar bahkan dari luar Cirebon.