RADARCIREBON.TV- Usai pertandingan Indonesia vs Qatar pada Piala Asia U23, kata wasit menjadi sorotan tajam di mana pendukung tim Garuda.
Pagi ini kata wasit menduduki urutan ke-4 trending topik di media sosial ‘X’.
Ini bermula dari seorang wasit bernama Nasrullo Kabirov yang melakukan kecurangan dan diduga sengaja membuat Indonesia kalah atas Qatar.
Baca Juga:Serba-Serbi PPG 2024 Prajab, Berikut Jumlah Kuota Kota-Kabupaten di Jawa Barat Pendidikan Bahasa IndonesiaIkut Aturan Work From Home (WFH), Masuk Sekolah pasca Lebaran di Kota Cirebon Mundur, Ini Jadwal Resminya
Kebijakan wasit tersebut dianggap berat sebelah dan seolah memihak tim tuan rumah.
Sontak hal tersebut memantik kemarahan tim Indonesia begitupun para pendukung.
Apa yang sebenarnya dilakukan wasit berlisensi resmi FIFA sehingga membuat kehebohan di media sosial?
Dilansir dari beberapa media di X, wasit Narullo mengeluarkan banyak kebijakan nyeleneh.
Pemimpin jalannya pertandingan mengeluarkan pemain Indonesia Ivar Jenner atas penerimaan kartu kuningnya.
Ivan mendapat kartu kuning sebanyak dua kali atas kesalahannya karena dianggap menciderai pemain lawan.
Padahal, setelah ditelusuri Ivar tidak melakukan tekel keras kepada lawan.
Baca Juga:Aturan Seragam Sekolah Baru 2024 Jenjang SD-SMA, Ternyata Ini Alasan dan Pesan Khusus Kemendikbud bagi Gen-Z!Seminar BPIP RI 2024, Romo Benny Susetyo Tegaskan Makna Pancasila dan Peran Penting Content Creator
Bagi wasit asal Tajikistan tersebut Jenner melakukan kesalahan yang berat yang akhirnya ia dikeluarkan dari lapangan.
Kebijakan lainnya adalah penalti akibat kesalahan pemain nomor punggung 7 Rizki Ridho.
Rizki dianggap melakukan pelanggaran yakni diduga menyikut lawan di kotak terlarang yang berujung pada penalti.
Alhasil Qatar mendapat poin pertamanya akibat ‘penalti’ tersebut.
Sebelum diputuskan penalti, Rizki juga mendapat kartu kuning akibat aksinya yang dianggap sengaja menyikut pemain lawan tersebut.
Kebijakan lainnya yang bikin geleng kepala adalah kesalahan yang dibuat pemain Qatar tidak mendapat kartu merah dari wasit.
Terlihat jelas kesengajaan wasit mengganti warna kartu merah menjadi kuning pada kesalahan yang dibuat pemain Qatar Saifeldeen Hassan pada Witan Sulaiman.
Pelanggaran yang ia lakukan pada Witan seharusnya mendapat kartu merah karena Hassan sengaja menekel Witan dari arah belakang.
Aksi berbahaya tersebut bukannya mendapat kecaman keras dari wasit dan mendapat kartu merah, melainkan kartu kuning yang dianggap pelanggaran sedang.
Keputusan paling kontroversi lainnya dan mengecewakan adalah penilaian VAR pada laga Indonesia vs Qatar yang juga diduga memihak tim Qatar.
Ini sangat disayangkan sebab VAR memiliki aturan dan kebijakan yang mutlak untuk menilai kesalahan pemain di lapangan.
Namun yang terjadi adalah keputusan VAR yang dianggap berada di pihak Qatar.
Panitia yang bertugas mengoperasikan VAR ikut-ikutan menjaga keamanan dan kenyamanan tim Qatar.
Wasit berlaku tidak adil ketika tim Garuda meminta pengecekan melalui VAR.
Keputusan yang dibuat wasit Tajikistan tersebut juga berujung pada pelaporan TIMNAS Indonesia.
Dalam sebuah akun X @BolaBolaAja, PSSI resmi melayangkan surat protes kepada AFC atas tindak wasit tersebut.
“RESMI: PSSI akan melayangkan surat protes kepada AFC. Bukan soal menang kalah, namun ini soal harga diri dan martabat,” tulisnya.
Menilik postingan tersebut agak menjadi fokus kita bersama bagaimana menyikapi sesuatu yang dianggap tidak sepadan dan harus dipertanggung jawabkan.
Kecurangan dalam pertandingan memang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Tindak kecurangan tersebut harus dilawan dan diadili dengan keputusan yang sepadan.
Permainan tim nasional Indonesia tidaklah buruk apalagi mengecewakan.
Pulang dengan tangan hampa bukanlah hal yang harus disesali, namun keputusan yang dianggap mengecewakan tidak dapat dimaklumkan.
Kecurangan pertandingan adalah tindakan manipulasi hasil pertandingan untuk keuntungan pihak tertentu, biasanya finansial.
Ini merugikan integritas olahraga dan merusak semangat kompetisi yang seharusnya adil dan transparan.
Pelaku kecurangan menggunakan berbagai metode, seperti pengaturan hasil pertandingan, pengaruh wasit atau pemain, atau informasi rahasia