Selama masa mudik Lebaran, berbagai rekayasa lalu lintas dilakukan oleh petugas kepolisian di berbagai daerah untuk melancarkan arus lalu lintas. Salah satunya adalah inisiasi warga dengan membangun jalan darurat di bawah kolong jembatan, agar para warga bisa melintas dan berpindah jalur saat berada di jalur arteri.
Rekayasa lalu lintas mulai dari contra flow, one way, sistem manual di persimpangan, hingga menutup seluruh u-turn menghambat aktivitas warga lokal. Akibat dari adanya rekayasa lalu lintas tersebut, tidak sedikit warga lokal terdampak pada aktivitas sehari-hari.
Warga yang berada di sekitar jalur arteri tidak bisa beraktivitas menggunakan kendaraan roda dua seperti hari biasanya, akibat banyaknya u-turn yang ditutup oleh petugas kepolisian. Guna mensiasati hal itu, sejumlah warga membangun jalan darurat di bawah kolong jembatan, agar para warga bisa melintas dan berpindah jalur saat berada di jalur arteri, seperti di Jembatan Maja, Desa Larangan, Kabupaten Indramayu.
Baca Juga:PLN Jabar Siagakan 4.320 Personil – VideoTol Pali Kanci Dibanjiri Pemudik – Video
Setiap musim mudik Lebaran, warga lokal yang akan beraktivitas menggunakan kendaraan roda dua harus melewati jalan setapak yang terbuat dari bambu. Bahkan saat melintas di jalan darurat tersebut, harus sedikit menundukkan kepala karena ketinggian jalan darurat itu hanya berkisar 1,5 hingga 2 meter.
Sementara, jembatan yang dibangun dari swadaya masyarakat itu tidak dipatok tarif. Biasanya warga yang akan melintas memberikan uang seikhlasnya. Hasil uang itu dibagi ke masyarakat yang ikut membantu penyelenggaraan penyeberangan.