Masjid Jagabayan merupakan salah satu masjid bersejarah di Kota Cirebon yang sudah berdiri sejak sekitar tahun 1473 Masehi oleh Tumenggung Nala Rasa, yang pada saat itu merupakan patih dari Prabu Siliwangi. Masjid ini sebelumnya merupakan pos penjagaan dan tempat musyawarah para penyebar agama Islam di Cirebon. Lokasinya dahulu juga menjadi salah satu pintu masuk dari Keraton Cirebon. Lokasi masjid terlihat membaur dan terkesan tersembunyi di balik toko-toko di sekitar Jalan Karanggetas Panjunan.
Meskipun sudah berusia, beberapa bangunan sudah diperbaharui namun tetap meninggalkan beberapa bangunan utamanya yang masih dipertahankan, seperti saka tiang penyangga utama masjid, mimbar, dan bedug yang hanya diganti kayu penyangganya saja. Seperti masjid keramat lainnya yang ada di Cirebon, Masjid Jagabayan juga memiliki sumur keramat yang dipercayai banyak orang, menjadi media yang dapat membantu mengabulkan hajat keinginan, yang biasanya ramai dikunjungi disaat malam Jumat keluarga besar.
Menurut Ketua Juru Kunci Jagabayan, Muhammad Faozan, pengunjung yang datang biasanya akan menginap dari Kamis sore hingga Jumat sore untuk berdoa dan mengadakan tahlilan sekaligus bersilaturahmi, menyampaikan hajat yang bersangkutan, untuk bersama-sama berdoa kepada Allah SWT.
Baca Juga:Tekankan Makna Kemerdekaan Indonesia Dalam Sarasehan Pancasila di YogyakartaPentingnya Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila Sebagai Sarana Dalam Sosialisasi PIP di Masyarakat
Pada bulan Ramadan seperti saat ini, Masjid Jagabayan masih sering digunakan warga sekitar untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunnah seperti shalat tarawih, tadarus, i’tikaf, dan shalat-shalat wajib lainnya. Tidak sedikit pengunjung yang sengaja datang untuk beribadah dan mengharapkan karomah pada saat beribadah di masjid yang penuh sejarah penyebaran Islam di Kota Cirebon ini.